Tuesday, October 28, 2014

KARYA SENI BUKAN SEKADAR ILUSTRASI

7777777

Tidaklah cukup bagi seorang seniman hanya mengilustrasikan gagasan dan pemikirannya. Karya seni bukanlah ilustrasi semata. Sebuah ilustrasi akan cepat menjadi hambar. Seniman harus mengekspresikan jiwa dan pemikirannya. Setiap unsur dalam wujud karyanya haruslah mendukung atau bagian dari ekspresi itu. Karya seninya adalah wujud ekspresi itu: ekspresi jiwanya, ekspresi pemikirannya. Itulah karya seni. Karya seni yang begini akan terasa terus hidup. Manisnya tak akan kunjung hilang.

*
ydb, washington, dc, usa, 28.10.2014
berpikir itu nikmat
jaga bara!

7777777



Monday, October 27, 2014

GOOD FOOD SERVED "HERE" / MAKANAN ENAK DAN BERGIZI TERSEDIA "DISINI"

7777777
GOOD FOOD SERVED "HERE" / MAKANAN ENAK DAN BERGIZI TERSEDIA "DISINI"
*
ydb, washington dc, usa, 10.27.2014
berpikir itu nikmat
jaga bara!

7777777


Sunday, October 26, 2014

KRITIKUS KAMAR GELAP, KRITIKUS EMPAT MATA

7777777
KRITIKUS KAMAR GELAP, KRITIKUS EMPAT MATA
Kritikus Kamar Gelap, Kritikus Empat Mata
Ungkapan ciptaanku. Artinya: Kritikus yang berani memuji saja secara terbuka [di media sosial/koran], dan kalau mau mengkritik[karya teman, misalnya] hanya berani melakukannya secara empat mata dengan senimannya.
*
YDB, Washington DC, USA, 26102014
Berpikir itu Nikmat
Jaga Bara!

7777777

Saturday, October 25, 2014

YUS DAN YUNO "OMONGIN" LUKISAN ADE KOESNOWIBOWO

7777777

YUS DAN YUNO "OMONGIN" LUKISAN ADE KOESNOWIBOWO

YUSRIZAL IBRAHIM LAMNO(YUS): Pada usia di atas 50 tahun spt KITA2 ini hendaknya jangan lagilah mempertanyakan konsep penciptaan karya seorang teman... Kalau bisa bersikaplah spt Theo thdp Vincent... Ketika lukisan Vincent tidak seorang pun menganggapnya bagus, Theo dg setia membeli dan menyimpannya dg baik krn dia tahu Vincent sangat yakin kalau lukisan2nya itu bagus, shg menjadi warisan besar seni rupa dunia pd saat ini dg nilai miliaran dollar... Padahal waktu itu gak ada yg berhasrat utk membeli lukisan2 itu tsb satu pun... Dalam kasus sobat KITA Ade Koesnowibowo ini, kalau bisa bersikaplah spt Theo... Kalau tidak, diam aja lebih bagus... Sayang kalau kita masih melontarkan kritik spt masa kuliah 30 tahun lalu di usia KITA yg sudah mendekati senja ini... Frens, kalau KITA masih menganggap Ade saudara KITA, maka bersikaplah spt Theo thdp Vincent...

YUNO DELWIZAR BASWIR(YUNO): Yang aku bicarakan adalah karya seni - yang kebetulan dibuat oleh sobat kita Ade.
Setiap karya seni memiliki hidupnya sendiri. Apabila sebuah karya seni telah dilepaskan oleh senimannya, maka karya tersebut boleh dibicarakan oleh siapa saja dengan bebas. Dan tentu saja pendapat orang akan beragam tentang karya tersebut. Ada yang memuji dan mungkin ada pula yang mengecam. Tiap orang bebas mengemukakan pendapatnya dengan jujur dan disampaikan dengan baik pula. Janganlah hanya karena berteman, kita lalu menahan pendapat kita tentang karyanya. Sikap begini boleh jadi akan menghambat perkembangan seseorang.
Terus-menerus memuji teman hanya untuk sekedar menyenangkan hatinya, pada akhirnya dapat berakibat fatal bagi teman tersebut. Kritik itu ada baiknya jika ia adalah kritik membangun.

Selama seorang seniman masih berkarya, maka karyanya selalu layak untuk dibicarakan, dipuji atau dikritik, berapapun umur si seniman. Selama sebuah pendapat atau kritikan dilandaskan pada alasan-alasan atau pemikiran yang kuat, maka siapapun boleh dan sah melontarkannya.

Hehehe....karya Pak Risman Marah saja ku kritik kok.....Sori Pak...

Saya diundang oleh Ade Koesnowibowo sendiri...Cobalah pergi ke halaman Fb sobat Yulianto Liestiono. Di situ ada buktinya...

YUS: Pak Yuno Delwizar Baswir, jangan mencari pembenaran dg menanggap kritikan tsb se-olah2 di antara anda dg seniman lain yg tidak Anda kenal. Ini adalah antara Anda dg Ade Koesnowibowo, teman saya & teman Anda juga (bahkan Anda sering memanggilnya 'Ade Saudaraku').

YUNO: Pak Yusrizal Ibrahim Lamno, apakah menurut Anda seorang teman tidak boleh mengeluarkan pendapatnya tentang karya teman yang lain?

Yang saya bicarakan sesungguhnya adalah karya teman kita itu yang menurutku karya Ade yang ini lebih menampakkan jiwa Ade dibandingkan dengan karya2nya yang tampak seolah-olah "kontemporer".

Lagi pula, seorang Ade Koesnowibowo adalah tempaan ASRI kok...tempaan Pak Nyoman Gunarsa dan Pak Widayat. Kita semua seharusnya tahan dan sudah kebal dikritik.

YUS: Pak Yuno Delwizar Baswir, saya jadi teringat waktu kuliah di ASRI th 80-an, Anda sering kali mengkritik Ade Koesnowibowo dan beberapaa teman lainnya dg menggunaikan teori2 seni rupa barat yg secara sepihak sangat Anda kuasai, shg pendirian mereka terombang ambing dan rasa percaya diri mereka menjadi hancur. Pernahkah Anda sadari sebenarnya pada waktu itu Anda telah membully mereka dg sangat dahsyat? Sekarang (lebih dari 30 tahun kemudian) saya melihat gejala seperti itu Anda pakai kembali di media sosial ini. Sudah cukuplah kawanku. Sayangilah Saudara KITA itu.

YUNO: Membully? Wah Pak Yus, itu pernyataan dan tuduhan yang saya anggap sangat keras. Itukah yang saya lakukan menurut Anda Pak Yus? Maaf ya, Pak Yus yang memulai ber-Anda-Anda ya...bukan saya....

YUS: Baiklah Pak Yuno Delwizar Baswir... Mungkin dari pihak KITA tdk merasa spt itu. Tapi coba KITA pikirkan bagaimana perasaan kawan KITA yg setiap hari mengalaminya? Pernahkah KITA merasakannya dari sisi mereka???

YUNO: Pak Yus, sebagai seniman (yang berpameran dan suka memamerkan karya) sudah seharusnyalah kita siap untuk menerima reaksi dan tanggapan apapun yang diberikan orang tentang karya kita. Tindakan memperagakan itu sendiripun adalah undangan untuk mendapatkan tanggapan, bukan? Apakah menurut Anda, seniman itu hanya akan mendapatkan pujian dari semua orang? Adalah sebuah kebohongan apabila pendapat semua orang seragam.

YUS: Pak Yuno Delwizar Baswir. Sahabatku. Mengatakan pada seorang teman bahwa karya yg dibuatnya 30 th lalu sangat bagus dan menganjurkannya utk melukis kembali spt itu, sama saja dg mengatakan bahwa karya yg dibuatnya selama ini tidak bagus, shg sia2 lah sudah usahanya selama 30 th ini... Itu sangat riskan sobat. Sangat tidak patut KITA sampaikan pada seorang sahabat (apalagi pada org yg sudah KITA anggap 'saudara').

YUNO: Adalah naif apabila seorang seniman hanya mengharapkan pujian. Bila demikian, pujian yang diterimanya hanyalah pujian palsu. Dan dia dininabobokkan oleh khayalan palsu.

Siapa yang menganjurkan Pak Yus? Coba baca lagi tulisanku sejak awal baik2...

Ruujs van Diijz dan,Yokar Mintarasa yang juga sangat mengenal Ade Koesnowibowo setuju dengan saya bahwa lukisan ngamennya ini sangat Ade sekali. Kami sependapat bahwa inilah Ade yang kami kenal. Beginilah Ade itu.

Yang mengombangambingkan Ade itu sesungguhnya bukan saya. Lihatlah karyanya. Yang melakukan itu adalah dunia seni rupa Indonesia.....dan keinginan Ade untuk menjadi "kontemporer".

YUS: Pak Yuno Delwizar Baswir, itulah sebenarnya substansi masalahnya... Bahwa seniman memang haus pujian... Karena itulah dia berpameran... Tentu saja kritikan harus juga diterima, tetapi kritikan yg membangun dan pada waktu yg tepat (spt kata sahabat KITA Pak Oji Lirungan di atas tadi)...

YUNO: Jangan samakan pula Ade dengan Vincent Van Gogh Pak Yus.....Van Gogh itu sungguh2 menuruti ekspresi jiwanya...tak peduli apapun tuntutan dunia seni rupanya waktu itu....mungkin Itu sebabnya karyanya tidak laku.....Dan dia konsisten dengan dirinya...Sangat kuat kekonsistenan itu....sampai akhir hayatnya...

Kapan lagi waktu yang tepat untuk menyampaikan pendapatku Pak Yus? Besok mungkin saya mati....atau Ade mati....Mumpung saya masih hidup dan masih bisa dan punya waktu menulis....makanya saya sampaikan pendapat saya sekarang.

Boleh diterima, boleh ditolak, boleh dikecam juga......

YUS: Adalah Hak Azazi Manusia seorang Ade Koesnowibowo utk menjadi 'Temporer' atau pun 'Kontemporer'... Secara etika tidak ada hak seorang lainpun yg boleh mencela dan menyalahkannya...

YDB: Betul, adalah hak dia untuk melakukan itu. Tapi sekali lagi, berani berbuat, harus berani pula mendapat reaksi dari orang2 yang melihat perbuatan itu.

Pak Yus, SEBUAH KARYA BOLEH dibicarakan atau bahkan dikritik. Harap bedakan Pak Yus.

Inti dari tulisan saya adalah ini:
Saya suka lukisan Ngamen Ade ini.
Menurut saya inilah Ade.
Andaikata dari dulu dia fokus menggali "lubang" yang ini, maka menurutku, lukisannya hari ini sudah dahsyat.
Tapi, menurutku lagi, Ade Koesnowibowo telah meninggalkan "lubang" galian ini. Alasannya? Ade yang tahu pasti.
Itu inti "omongan"ku selama ini.
Peace.

Menurut pendapatku: Banyak orang takut menjadi dirinya sendiri. Padahal yang paling bisa kita lakukan adalah menjadi diri kita sendiri. Kita tidak akan pernah bisa menjadi diri orang lain. Menjadi sesuatu yang bukan diri kita adalah sebuah kebohongan. 
Dan kebohongan pada akhirnya akan tumbang.

YUS: Kawanku, prilaku Theo thdp Vincent hendaknya dapat menjadi inspirasi KITA dalam bersikap thdp teman atau saudara KITA. Waktu itu tidak sepatah kata pun keluar dari mulut Theo ketika melihat Vincent mulai melukis dg me-niru2 lukisan cukilan kayu jepang yg dipakai sbg kertas pembungkus barang2 kiriman dari jepang... Kan bisa saja Theo berkata: "Vincent, jangan melukis spt itu, itu bukan dirimu, dan lagi itu bukan kepribadian KITA bangsa Belanda, tapi itu kepribadian Jepang... Melukis aja seperti lukisan2mu sebelumnya, kan lebih bagus, lebih sesuai dg dirimu, krn aku melihat dirimu di sana, sdg kan ini pengaruh orang lain, pengaruh asing, pengaruh jepang, yg tidak sesuai dg kepribadianmu... Jadilah dirimu dg melukis spt dulu lagi"... Tidak, tidak sepatah pun kata2 lancang spt itu keluar dari mulut Theo kepada Vincent...

YUNO: Tapi dunia seni rupa senyatanya bukanlah seperti dunia yang diciptakan Theo untuk saudaranya itu. Apapun yang dilakukan Theo, itu tidak dapat melindungi Van Gogh dari reaksi dunia seni rupa yang nyata terhadap karya-karyanya.

Bukankah "diam"nya dunia seni rupa pada waktu itu terhadap karya2 Van Gogh(lukisannya tak ada yang membeli) sesungguhnya adalah "kritikan" atau "kecaman" dalam bentuk lain atas karya2nya? Bukankah itu sebenarnya sangat menyakitkan?

YUS: Setuju Sobat Yuno Delwizar Baswir... KEBOHONGAN memang harus TUMBANG!!! Dan saya tahu (serta sangat yakin), bahwa sahabat KITA Ade Koesnowibowo tidak melakukan KEBOHONGAN sama sekali, karena baru 3 atau 4 minggu yg lalu saya mampir ke Studionya di Lawson Cipete... Kami ngobrol mengenai aktivitas keseni-lukisannya sampai Jam 4 pagi...

YUNO: Baik. Kita sepakat kalau begitu. Peace Pak Yus.

YUS: Sama-sama Fren...

YUNO: :D

*

[YUS dan YUNO masuk ISI Yogyakarta tahun 1980 di jurusan Seni Lukis. Begitu pula ADE]

7777777






________________________________________________________

[Tulisanku bertanggal  21.10.2014]

7777777
CATATAN SPONTAN DAN SINGKAT TENTANG LUKISAN SAHABATKU ADE KOESNOWIBOWO

Menurutku, beginilah karya Ade Koesnowibowo yang sesungguhnya! Di sinilah aku melihat Ade yang kukenal: berkarakter, direct/langsung, bebas, berhumor, segar, spontan dalam semua hal...
Menurutku lagi, mungkin karena tuntutan dan tekanan dunia seni, Ade terkesan telah memaksakan dirinya menjadi orang lain...bukan menjadi dirinya sendiri...Maaf ya sahabat.

Ade Koesnowibowo, seingatku, berangkat dari komik....penuh kekocakan.
Aku masih ingat sket-sket yang dibuatnya pada tahun2 pertama dia di ASRI. Sangat kocak, direct, garis2nya kuat, segar...meskipun kesan komiknya masih sangat jelas juga.


Menurutku, "kedewasaan" karya2nya hari ini seperti dipaksakan.....seperti lukisannya tentang kelangkaan bensin....masalah gender......falsafah wayang...dll. Terkesan olehku Ade ingin terlihat bahwa dia juga mempunyai pemikiran yang berat dan serius.  Ingatlah: bahkan seorang Picasso sekalipun berusaha seumur hidupnya untuk dapat melukis/berkarya seperti anak2 lagi(tolong bedakan dengan kekanak-kanakan). Dia ingin bisa melukis dengan bebas, direct, spontan....dll.....Tapi Ade terkesan justru ingin meninggalkan kualitas ini.
Apakah karena Ade ingin dianggap "kontemporer"?
Hanya Ade yang tahu....
Maaf sekali lagi de....

Andaikata "gaya" lukisan ngamen itu Ade Koesnowibowo kembangkan dari dulu.....ah....aku kira lukisan2 Ade hari ini sudah sangat dahsyat. Ada kekocakan Ade yang tidak dimiliki oleh Heri Dono, misalnya, meskipun sebagian karya Heri juga kocak, bebas dan spontan.

Menurutku, lukisan Ade Koesnowibowo ini ada kesamaannya dengan lukisan Nyoman Gunarsa. Lukisan Ade ini menurutku adalah versi kontemporer dari lukisan Pak Nyoman. Lukisan mereka sama-sama tentang gerak, bunyi, kebebasan dalam menggaris, membuat bentuk, memilih warna, mengatur komposisi, dlsb. Terlihat nyata kebebasan keduanya dalam berekspresi. Tampak keduanya berhasil mendobrak batasan-batasan yang mengikat.

Perhatikan lukisan Ade. Perhatikanlah gerak tokoh-tokoh dalam lukisannya, bentuknya, warnanya, komposisinya. Perhatikan wajah orang-orang dalam lukisan itu, mulut mereka. Perhatikan posisi kaki mereka. Sungguh bebas dan ekspresif. Lukisan Pak Nyoman juga begitu. Tapi bentuk yang digunakan Pak Nyoman adalah bentuk-bentuk yang diambilnya dari tradisi, yakni tradisi tanah kelahirannya Bali. Sedangkan bentuk-bentuk yang digunakan Ade dalam lukisannya ini adalah bentuk-bentuk masa kini. Dan bentuk-bentuk seperti ini potensinya besar sekali.Jika Ade mau, masih banyak yang bisa digali.
Bagiku yang mengenal Ade, kebebasan dan kesegaran seperti yang kugambarkan di ataslah yang telah hilang dalam lukisan-lukisan Ade hari ini.

Untuk sobat Yusrizal Ibrahim Lamno, pertanyaanku adalah: Betulkah proses yang dijalani Ade selama ini alamiah, seperti dugaanmu? Ataukah Ade Koesnowibowo membuat lukisannya karena "tergoda" oleh "kekuatan" di luar dirinya?

*


ydb, washington dc, 21.10.2014
salam damai dan kasih untukmu semesta
jaga bara!
*tulisan ini langsung dicopy-paste dari komenku di halaman fb sahabatku Ruujs van Diijz.
7777777

SENIMAN: SIANGNYA MALAM TERUS

7777777
Selama seorang seniman masih berkarya, maka malam perkawinannya berlangsung terus; pergumulannya berpeluh terus; menit-menitnya indah terus, nikmat terus. Rasa hatinya bergelora terus. Kasihnya membara terus.
Bahkan siangnya malam terus, yang memungkinkan percintaannya berjalan terus.

*
ydb, washington dc, usa, 25.10.2014
berpikir itu nikmat
jaga bara!

7777777



Friday, October 24, 2014

OSCAR MURILLO: "BASQUIAT ABAD KE-21"

7777777

OSCAR MURILLO: "Basquiat abad ke-21"

Usianya baru 28 tahun. 
Karyanya agresif dan dekoratif.
Kolektor seni dan fansnya yang lain menjulukinya sebagai Basquiat baru, atau “Basquiat abad ke-21”. Gaya rambutnya pun meniru gaya rambut Basquiat.

Bulan September, sebuah lukisan Murillo yang sebelumnya  dibeli seharga $ 7.000 AS pada tahun 2011, terjual dengan harga $ 401.000 AS di balai lelang  Phillips; pada bulan Februari, sebuah lukisan yang dibuat tiga tahun lalu, dengan tulisan BURRITO di atasnya, terjual seharga $ 322.000 AS di balai lelang Christie, dan harga karyanya yang lain juga telah melonjak  sebanyak 3.000 persen hanya dalam waktu dua tahun.

Oscar Murillo lahir, dan menghabiskan sepuluh tahun pertama hidupnya, di La Paila, sebuah kota kecil di Cauca Valley, Kolombia, di mana tebu telah ditanam sejak dibawa oleh Spanyol di abad ke-16. Budak dari Afrika yang diimpor untuk bekerja di perkebunan, dan sampai hari ini keturunan mereka, sekarang dengan warna kulit bercampur, masih tinggal di sana, banyak bekerja dalam industri gula. Selama hampir satu abad, perusahaan lokal Colombina dimiliki oleh keluarga Caicedo, baron gula berkulit lebih terang daripada pekerja mereka dan mengendalikan segalanya mulai dari peternakan hingga pabrik permen yang luas sampai ke liga sepak bola lokal.


Murillo tinggal di London.

[sumber: 
http://www.vulture.com dan http://www.nytimes.com]

ydb, washington dc, usa, 24.10.2014
salam damai dan kasih untukmu semesta
jaga bara!


7777777



























Thursday, October 23, 2014

SENIMAN DAN REALITA BARU

7777777

Idealnya, seorang seniman harus dapat menciptakan kenyataan-kenyataan baru atau realita-realita baru melalui karyanya.

Rasa atau pemikiran yang disampaikan sang seniman boleh saja rasa atau pemikiran yang dimiliki oleh banyak orang. Bahkan, rasa dan pemikiran itu dapat bersifat universal.
Tapi seorang seniman kreatif adalah seniman yang dapat memberikan realita baru atau wujud baru yang unik untuk ekspresinya dalam karyanya. 
Dengan kata lain, untuk memudahkan penjelasan mengenai pernyataan di atas, seorang seniman kreatif idealnya harus dapat menemukan atau menciptakan cara baru, wujud baru atau ungkapan baru untuk mengatakan "I love you", atau ekspresi lain "sebangsa" itu.

*
ydb, washington dc. 23.10.2014
berpikir itu nikmat.
jaga bara!


7777777



YDB and Crouching Woman sculpture by Rodin in Washington, D.C.

Crouching Woman was originally executed in 1880-1882 by Auguste Rodin. This casting, number three in an edition of twelve, was done in 1953. It was acquired as a gift of Joseph H. Hirshhorn in 1966, purchased from the Curt Valentin Gallery in 1955.

Wednesday, October 22, 2014

VIDEO: PART 2 - THE BIRTH - A PERFORMANCE ART


7777777

PART 2 OF 'THE BIRTH' - A PERFORMANCE ART

Music: Scott Larson, Afdal Koto, Muryanto
Video: Supri Yono
Audio System & Lighting: Irwan Rosyadi

Set: Rinni Ray

ydb, washington, dc, 22.10.2014

salam damai dan kasih untukmu semesta
jaga bara!

7777777

Tuesday, October 21, 2014

SENIMAN BUNGLON? BUNGLONISME?

7777777

Karya seni adalah ekspresi jiwa seniman.
Ada karya yang menampakkan dengan jelas jiwa sang seniman, ada pula karya yang tidak menampakkan jiwa sang seniman. 

Karena berbagai hal dan alasan, jiwa sang seniman bisa tertutupi dan gagal hadir dalam karyanya. Mengapa?

Seniman memang harus jujur sejujur-jujurnya dalam berkarya. Dia harus berpegang teguh pada nilai-nilai yang dianut dan diyakininya, bukan saja sebagai seniman, tapi juga sebagai manusia, sebagai individu yang beragama jika ia beragama.

Apa kata jiwanya, itulah yang seharusnya tampil dalam karyanya. Semakin kuat kehadiran ekspresi jiwanya dalam karyanya, semakin kuat dan unik pula karyanya tersebut. 


Tiap-tiap jiwa unik. Dan keunikan karya dalam seni sangat dipuji. Semakin unik karya seniman semakin baik.
Karena itu, seorang seniman haruslah jujur pada dirinya, pada jiwanya, pada ekspresinya sendiri, pada keunikannya.


Seorang seniman seharusnyalah konsisten dalam keseniannya. Dia harus tetap menjadi dirinya, supaya dalam karyanya jiwanya tidak tertutupi.


Tuntutan pasar, tekanan dari kawan-kawan, godaan uang dan ketenaran, dan keinginan disebut sebagai seniman kontemporer, misalnya, dapat mengombang-ambingkan jiwa seniman. 

Seniman yang jiwanya mudah goyah, mudah pula mengubah kulit luar karyanya, sesuai "permintaan" dari luar jiwanya. Dia berhenti menjadi seniman jujur. Dia berhenti menjadi seniman yang konsisten.
Bagaikan kulit Bunglon, penampilan karya seniman itu berubah-ubah sesuai dengan "permintaan" tadi, dan MENGINGKARI tuntutan ekspresi jiwanya. 

Pada saat seperti itu, seniman tersebut dapatlah saya sebut sebagai seniman Bunglon. Dan jika hal itu terus-menerus dilakukannya dalam rentang waktu yang lama - karena berbagai alasan yang saya sebutkan di muka - maka bolehlah pula saya sebut aliran yang dianut seniman tersebut adalah aliran Bunglonisme. :)

*


ydb, washington dc, 22.10.2014
salam damai dan kasih untukmu semesta
jaga bara!

7777777

PERUPA ADE KOESNOWIBOWO: SEBUAH CATATAN SPONTAN DAN SINGKAT


7777777
CATATAN SPONTAN DAN SINGKAT TENTANG LUKISAN SAHABATKU ADE KOESNOWIBOWO

Menurutku, beginilah karya Ade Koesnowibowo yang sesungguhnya! Di sinilah aku melihat Ade yang kukenal: berkarakter, direct/langsung, bebas, berhumor, segar, spontan dalam semua hal...
Menurutku lagi, mungkin karena tuntutan dan tekanan dunia seni, Ade terkesan telah memaksakan dirinya menjadi orang lain...bukan menjadi dirinya sendiri...Maaf ya sahabat.

Ade Koesnowibowo, seingatku, berangkat dari komik....penuh kekocakan.
Aku masih ingat sket-sket yang dibuatnya pada tahun2 pertama dia di ASRI. Sangat kocak, direct, garis2nya kuat, segar...meskipun kesan komiknya masih sangat jelas juga.

Menurutku, "kedewasaan" karya2nya hari ini seperti dipaksakan.....seperti lukisannya tentang kelangkaan bensin....masalah gender......falsafah wayang...dll. Terkesan olehku Ade ingin terlihat bahwa dia juga mempunyai pemikiran yang berat dan serius.  Ingatlah: bahkan seorang Picasso sekalipun berusaha seumur hidupnya untuk dapat melukis/berkarya seperti anak2 lagi(tolong bedakan dengan kekanak-kanakan). Dia ingin bisa melukis dengan bebas, direct, spontan....dll.....Tapi Ade terkesan justru ingin meninggalkan kualitas ini.
Apakah karena Ade ingin dianggap "kontemporer"?
Hanya Ade yang tahu....
Maaf sekali lagi de....

Andaikata "gaya" lukisan ngamen itu Ade Koesnowibowo kembangkan dari dulu.....ah....aku kira lukisan2 Ade hari ini sudah sangat dahsyat. Ada kekocakan Ade yang tidak dimiliki oleh Heri Dono, misalnya, meskipun sebagian karya Heri juga kocak, bebas dan spontan.

Menurutku, lukisan Ade Koesnowibowo ini ada kesamaannya dengan lukisan Nyoman Gunarsa. Lukisan Ade ini menurutku adalah versi kontemporer dari lukisan Pak Nyoman. Lukisan mereka sama-sama tentang gerak, bunyi, kebebasan dalam menggaris, membuat bentuk, memilih warna, mengatur komposisi, dlsb. Terlihat nyata kebebasan keduanya dalam berekspresi. Tampak keduanya berhasil mendobrak batasan-batasan yang mengikat.

Perhatikan lukisan Ade. Perhatikanlah gerak tokoh-tokoh dalam lukisannya, bentuknya, warnanya, komposisinya. Perhatikan wajah orang-orang dalam lukisan itu, mulut mereka. Perhatikan posisi kaki mereka. Sungguh bebas dan ekspresif. Lukisan Pak Nyoman juga begitu. Tapi bentuk yang digunakan Pak Nyoman adalah bentuk-bentuk yang diambilnya dari tradisi, yakni tradisi tanah kelahirannya Bali. Sedangkan bentuk-bentuk yang digunakan Ade dalam lukisannya ini adalah bentuk-bentuk masa kini. Dan bentuk-bentuk seperti ini potensinya besar sekali.Jika Ade mau, masih banyak yang bisa digali.
Bagiku yang mengenal Ade, kebebasan dan kesegaran seperti yang kugambarkan di ataslah yang telah hilang dalam lukisan-lukisan Ade hari ini.

Untuk sobat Yusrizal Ibrahim Lamno, pertanyaanku adalah: Betulkah proses yang dijalani Ade selama ini alamiah, seperti dugaanmu? Ataukah Ade Koesnowibowo membuat lukisannya karena "tergoda" oleh "kekuatan" di luar dirinya?

*

ydb, washington dc, 21.10.2014
salam damai dan kasih untukmu semesta
jaga bara!
*tulisan ini langsung dicopy-paste dari komenku di halaman fb sahabatku Ruujs van Diijz.
7777777

SAJAK MA

7777777
MA
Ma, kita punya presiden baru, Ma...
Bagaimana menurutmu?
Apa rasamu dan apa pikirmu?
Happy?
Lima koran kau baca setiap hari
Belum lagi nonton berita di televisi
Siapa yang mati siapa korupsi siapa yang masuk bui
Kau tahu dan selalu ikuti
Sukakah kau pada yang satu ini?
Akan mampukah dia memimpin negeri?
Sebagai nakhoda, akan berhasilkah dia memandu
Kapal besar kita ini?
Apa pikirmu, Ma?
Apa rasamu?
Sudah ya, Ma.
Aku cinta padamu
Seperti biasa, seperti selalu
Daaah...
*
ydb, washington dc, usa, 20.10.2014
salam damai dan kasih untukmu semesta
jaga bara!
7777777


THE BIRTH - A PERFORMANCE ART BY YUNO DELWIZAR BASWIR (PART 1)



7777777

THE BIRTH - A PERFORMANCE ART BY YUNO DELWIZAR BASWIR (PART 1)

*

YDB, Washington DC, 10.21.2014

Salam Damai dan Kasih untukmu Semesta
Jaga Bara!


7777777

Monday, October 20, 2014

INTERVIEW: Anni Si Pelukis Beringin



7777777
INTERVIEW: Anni Si Pelukis Beringin
Pelukis Cerdas, Serius dan Fasih Berartikulasi yang perlu Diamati dan Didengarkan.
ANNI KHOLILAH LUBIS: Seniman Mandailing yang pernah belajar di ISI Padang Panjang, Sumbar, Indonesia.

"Kalau tak ada pohon beringin, lukisanku rasanya ndak lengkap."
"Anni bukan Aldi. Aldi bukan Anni.
Anni adalah Anni."
"Anni ingin mengangkat kembali seni dan budaya Indonesia yang sudah mulai dilupakan."
*
ydb, washington dc, usa, 230914
salam damai dan kasih untukmu semesta
jaga bara!

7777777

Sunday, October 19, 2014

KEPADA PARA PEMIMPIN / TO ALL LEADERS

7777777
KEPADA PARA PEMIMPIN
Apakah kau berada di pucuk pimpinan?
Kekuasaanmu dan kebijaksanaanmu akan sangat menentukan baik-buruknya kinerja dan perilaku orang-orang yang kau pimpin.
Apabila kinerja dan perilaku seseorang yang kau pimpin buruk, ada selalu kemungkinan kau pun bertanggung-jawab atas keburukan itu.
Benarkah dia telah kau pimpin dengan baik?
Kau perhatikankah dia? Pedulikah kau padanya, atau kau hanya membiarkan dia bekerja semaunya?
Adakah kau beri dia kondisi kerja yang membuat kecil kemungkinan baginya untuk berbuat buruk? Kau beri jugakah dia dukungan dan semangat? Kau tunjukkankah padanya kesan yang membuat dia merasa penting dan diperlukan?
Ataukah kau hanya memberinya daftar tugas yang mesti dia kerjakan, lalu dia kau tinggalkan, dan hanya menghakimi kinerjanya setelah 6 bulan?
Kau ajakkah dia berdialog? Kau mintakah pendapatnya sekali-dua?
Dan, apabila kinerjanya buruk, ke pundaknya sajakah kesalahan kau timpakan? Lalu mungkin dia kau pecat dan berhentikan?
*
"Bercermin" adalah juga tugas seorang pimpinan, kau yang tegak di tampuk kekuasaan. Selalu ada kemungkinan kau pun harus menanggung sebagian beban kesalahan.
*
Yuno Delwizar Baswir, Washington DC, 19.10.2014
Berpikir itu nikmat.
Jaga Bara!
7777777

Saturday, October 18, 2014

AKU DAN PIKIRAN TENTANG KEMATIANKU / ME AND MY THOUGHT OF DEATH

7777777
AKU DAN PIKIRAN TENTANG KEMATIANKU
Ketika aku membongkar-bongkar sebuah kotak untuk mencari sebuah buku beberapa hari lalu, aku juga menemukan tulisan ini.
Tulisan ini bertanggal 1 Juli 1985. Itu berarti belum genap 2 tahun sejak kedatanganku di Amerika. Itu juga berarti setahun setelah perceraianku dengan mendiang istriku Mardi. Itu masa yang sulit.
Apa yang ada dalam pikiranku kala itu?
Ini sebagian kecilnya:
"Siapa tau besok mungkin aku mati. Alangkah misteriusnya. Mati muda.
Si Yuno mati muda.
Ya, siapa tau, itu mungkin-mungkin saja. Mungkin aku ditabrak mobil atau sambil jalan berangkat kerja tiba-tiba aku mati saja atau juga besok pagi aku tak bangun-bangun lagi dari tidurku malam ini.
Kalau memang aku mati besok ya sudahlah, aku mati. Selamat tinggal.
Aku mencintai kalian keluargaku, dan kalian juga kawan-kawan. Tamatlah perjuangan kesenianku. Tamatlah perjuangan kemanusiaanku. Lukisan-lukisanku untuk kalian keluargaku. Tulisan-tulisanku untuk kau Bur*.
Ttd.
1 Juli 1985
________________
*Bur adalah sahabatku M. Agus Burhan. Sekarang dia adalah Dr. M. Agus Burhan, Dekan Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta Ini info mengenai dirinya dari gudeg.net:
Berkesenian baginya adalah suatu panggilan jiwa. Bakat tersebut kemudian mengkristal sehingga memotivasinya untuk terus mendalami seni rupa (lukis). Seiring beranjak dewasa, ia mulai berpikir bagaimana caranya menjadikan bakat sebagai profesi. Demi alasan itu ia masuk di Jurusan Seni Rupa STSRI—sekarang Institut Seni Indonesia—dan lulus tahun 1986.
Selama menjadi mahasiswa, Burhan sudah aktif berpameran, di antaranya di Taman Budaya, Museum Fatahillah, dan tentu saja di kampusnya. Sementara itu, pamaran tunggalnya yang pertama kali digelar di CCF Jakarta pada tahun 1986. Selain berpameran di dalam negeri, Burhan pernah berpameran di Trainal Osaka Jepang dan Pameran Keliling ASEAN.
Kebanyakan karya-karya Burhan berbentuk seperti artefak masa lalu dengan media cat minyak di atas kanvas. Namun, bentuk arkaid tersebut ia gunakan sebagai sarana pengungkapan isu-isu aktual. Mengenai tema, Burhan mengaku karya-karyanya bertemakan "kesakitan sosio-kultural" yang mewabah di lingkungannya.
Salah satu karyanya yang paling menonjol berjudul Dari Cap Gomeh ke Ironi Euforia (1998). Menurutnya, karya tersebut ada kaitannya (interteks) dengan karya Cap Gomeh-nya Sujoyono. Saat buku ini disusun, Burhan tengah bereksperimen dengan media lain yakni tinta di atas kertas (drawing) sebagai perkembangan dari lukisan cat minyaknya.
Kini selain tetap eksis di dunia lukis juga aktif sebagai kurator di Galeri Nasional. Di luar itu ia juga mengajar seni lukis dan Pengkajian Seni (S2) di Institut Seni Indonesia; juga pada Pengkajian Budaya dan Media (S2); serta Pengkajian Seni Rupa dan Pertunjukan (S3) di Universitas Gajah Mada (UGM).
ydb, washington dc, 18.10.2014
berpikir itu nikmat.
jaga bara!
7777777




ANAK-ANAK KITA, MASA DEPAN BANGSA

7777777
ANAK-ANAK KITA, MASA DEPAN BANGSA
Kita WAJIB memberikan pendidikan terbaik, lingkungan teraman dan ternyaman untuk anak-anak kita. Semua anak-anak kita.
Anak-anak kita memang suka bermain, tapi mereka bukan barang mainan.
Dan mereka bukan untuk dipermainkan.
Dengan hidup mereka, jangan pula kita biarkan mereka main-main.
Demi Tuhan!
Kebenaran tidak boleh membiarkan kejahatan menguasai dunia dan alam semesta.
*
Harapan harus selalu dihidupkan! kataku
Capek Bang, katamu.
Tapi kita tidak boleh menyerah. Menyerah berarti mati! kataku
Tidak menyerah pun kita akan mati Bang, katamu degil.
Kita tidak boleh membiarkan anak-anak kita mati sebelum waktunya, sergahku.
Jangan kita biarkan anak-anak kita turut menderita seperti kita.
Sudah cukuplah kita saja.
Mari kita benar-benar pikirkan masa depan mereka!
Ingatlah, menyerah berarti mati sebelum waktunya.
YDB
23.10.2014
Jaga Bara!
7777777



Friday, October 17, 2014

SO FAR, INDONESIAN LEADERS HAVE FAILED / PARA PEMIMPIN INDONESIA TELAH GAGAL

7777777
Menurutku, sampai sekarang, para pemimpin Indonesia telah GAGAL mengADAkan Indonesia, menunjukkan dan menghadirkan Wajah Indah Indonesia yang sesungguhnya; The Real Indonesia! Mereka belum berhasil.
SBY gagal, Megawati gagal, Gus Dur gagal, Habibie gagal, Suharto gagal, Sukarno gagal.
Indonesia yang sesungguhnya BELUM ADA.
Dia belum hadir.
Akan berhasilkah Jokowi menghadirkan WAJAH INDAH INDONESIA kita?
Apa katamu?

17.10.2014

7777777

IF YOU WANT INDONESIA TO EXIST

7777777
Kalau kau ingin Indonesia ada, maka tuntutlah Jokowi sekarang untuk mengADAkan Indonesia; Indonesia yang sesungguhnya, The Real Indonesia!
If you want Indonesia to exist, then make a demand to Jokowi now to make Indonesia exist; Indonesia yang sesungguhnya, The Real Indonesia!

7777777

INDONESIA BELUM / TIDAK ADA

7777777
MATE MATI KAKU:
x = 0
y = 0

x + y = 0 + 0 = 0
1. Oesman Effendi: "Seni lukis Indonesia belum ada." (1970)
2. Djaduk Ferianto: "Musik Indonesia nggak ada." (2014)

"Indonesia belum / tidak ada!"

17.10.2014
7777777

Wednesday, October 15, 2014

SENIMAN MULTIMEDIA SPANYOL BERNARDI ROIG (LAHIR 1965)

7777777
Tiga hari lalu aku ke museum The Phillips Collection lagi di Washington DC.
Ada pameran sangat menarik di sana. Nama perupanya adalah Bernardi Roig. Ia masih cukup muda. Usianya baru 49 tahun.
Ada sebuah ruangan di dalam museum itu, dan di dalamnya banyak karya seni terpampang di dindingnya. Masalahnya adalah: ruangan itu tidak dapat dimasuki, karena ada sebuah patung manusia besar berdiri persis di pintu masuknya[lihat foto]. Maka kita hanya bisa melongok dari luar ke dalam ruangan itu dengan perasaan resah disebabkan keberadaan patung itu dan ekspresi wajahnya.
Ada juga sebuah karya yang dipajang di dinding luar museum. Aneh dan unik! Tapi sungguh menarik.
Mari kita lihat karyanya yang lain...
Apa pandangan kalian terhadap karya-karyanya ini? Kusertakan juga sebuah artikel dalam bahasa Inggris. Perlu kuterjemahkan? 
Selamat menikmati. Semoga teman-teman PUAS. 
ydb, washington dc, usa, 15.10.2014
berpikir itu nikmat.
jaga bara!
7777777
____________
Bernardí Roig (* 1965 in Palma de Mallorca , Mallorca ) is a Spanish sculptor and multimedia artist.
Bernardi Roig (lahir th.1965 di Palma de Mallorca, Mallorca) adalah pematung dan seniman multimedia dari Spanyol.