7777777
-
begitu besarnya engkau
begitu nyaring bisikmu
di mana-mana tanda kau hadir
di tiap sudut warnamu
tetap pembatas di antara kita
kau selalu di belakang tabir
sampai akhir
-
ydb, washington dc, 10may2016
jaga bara!
-
7777777
You may frame all of my paintings, but you will never be able to frame my thoughts, my feelings, and my dreams!
Friday, May 20, 2016
Sunday, May 1, 2016
Perubahan, Pembaruan dan Kebaruan dalam Seni
7777777
-
Suatu hari nanti, aku harap, para seniman Indonesia akan sampai pada puncak rasa tidak puas dan rasa tidak nyaman dengan keadaan yang ada. Pada saat puncak itu, mereka akan merasa sangat dipinggirkan, tertinggal, terhadang, tersudut, terhimpit dan tertekan. Mereka merasa hilang. Mereka menjadi sangat gelisah karenanya. Mereka menjadi sangat marah oleh keadaan.
Lalu timbul kesadaran dalam diri mereka. Mereka ingin memberontak. Rupa asli mereka tiba-tiba tampak. Jati diri mereka keluar mencuat. Muncul tekad untuk melawan keadaan. Daya kreatif mereka menggelegak.
Kemudian mereka mulai melakukan sesuatu. Mereka mulai membuat sesuatu. Sesuatu yang baru. Karya-karya baru. Mereka terus bergerak. Mereka terus membuat gerakan-gerakan. "Gerakan" baru.
-
Suatu hari nanti, aku harap, para seniman Indonesia akan sampai pada puncak rasa tidak puas dan rasa tidak nyaman dengan keadaan yang ada. Pada saat puncak itu, mereka akan merasa sangat dipinggirkan, tertinggal, terhadang, tersudut, terhimpit dan tertekan. Mereka merasa hilang. Mereka menjadi sangat gelisah karenanya. Mereka menjadi sangat marah oleh keadaan.
Lalu timbul kesadaran dalam diri mereka. Mereka ingin memberontak. Rupa asli mereka tiba-tiba tampak. Jati diri mereka keluar mencuat. Muncul tekad untuk melawan keadaan. Daya kreatif mereka menggelegak.
Kemudian mereka mulai melakukan sesuatu. Mereka mulai membuat sesuatu. Sesuatu yang baru. Karya-karya baru. Mereka terus bergerak. Mereka terus membuat gerakan-gerakan. "Gerakan" baru.
Perubahan, pembaruan dan kebaruan dalam seni tidak akan terjadi jika para seniman dimanjakan dan dinina-bobokkan oleh rasa puas dan rasa nyaman. Apalagi dibutakan oleh rasa tidak peduli.
Para seniman harus mengenal dan mewaspadai penyebab rasa tersebut. Para seniman wajib mengenal dan mewaspadai "pembunuh" kreativitas. Dan itu harus dilawan!
-
ydb, washington dc, 26april2016
jaga bara!
-
7777777
Para seniman harus mengenal dan mewaspadai penyebab rasa tersebut. Para seniman wajib mengenal dan mewaspadai "pembunuh" kreativitas. Dan itu harus dilawan!
-
ydb, washington dc, 26april2016
jaga bara!
-
7777777
Ekspresi dan Teknik dalam Seni
7777777
-
Dalam seni, kedudukan Ekspresi dan Teknik tidaklah sama.
Ekspresi adalah majikan. Teknik adalah pelayan.
Teknik melayani Ekspresi sesuai dengan kebutuhan Ekspresi. Ekspresi hanya menghendaki Teknik yang pas.
Teknik bisa rumit dan canggih, tapi bisa juga sangat sederhana dan elementer, tergantung kebutuhan dan kehendak Ekspresi.
Karya seni yang bagus juga dapat dibuat dengan Teknik yang sederhana. Tanpa Ekspresi yang bagus, Teknik yang rumit dan canggih tidak akan membuat karya seni otomatis menjadi bagus.
-
Dalam seni, kedudukan Ekspresi dan Teknik tidaklah sama.
Ekspresi adalah majikan. Teknik adalah pelayan.
Teknik melayani Ekspresi sesuai dengan kebutuhan Ekspresi. Ekspresi hanya menghendaki Teknik yang pas.
Teknik bisa rumit dan canggih, tapi bisa juga sangat sederhana dan elementer, tergantung kebutuhan dan kehendak Ekspresi.
Karya seni yang bagus juga dapat dibuat dengan Teknik yang sederhana. Tanpa Ekspresi yang bagus, Teknik yang rumit dan canggih tidak akan membuat karya seni otomatis menjadi bagus.
Seni bukanlah "Teknik Ketok".
-
ydb, washington dc, 23april2016
jaga bara!
-
7777777
-
ydb, washington dc, 23april2016
jaga bara!
-
7777777
Sajak biarkanlah
7777777
-
matahari terbit
matahari terbenam
bayi menangis
anjing menggonggong
biarkanlah
ah
-
matahari terbit
matahari terbenam
bayi menangis
anjing menggonggong
biarkanlah
ah
ydb, washington dc, 22april2016
jaga bara!
-
7777777
jaga bara!
-
7777777
Sajak rarara
7777777
-
semakin ditambah semakin berkurang
semakin diisi semakin kosong
semakin riuh semakin hampa
rarara
-
ydb, washington dc, 21.4.2016
jaga bara!
-
7777777
-
semakin ditambah semakin berkurang
semakin diisi semakin kosong
semakin riuh semakin hampa
rarara
-
ydb, washington dc, 21.4.2016
jaga bara!
-
7777777
Wednesday, April 20, 2016
Hubungan Kita Dengan Karya Seni
7777777
-
Ada kesamaan antara hubungan kita dengan karya seni dan hubungan kita dengan orang lain, yakni ada yang perlu dipertahankan dan ada pula yang tidak.
Selama kita hidup, begitu banyak kita melihat dan mengenal orang. Namun orang yang benar-benar dekat dengan kita jumlahnya tidaklah banyak. Boleh dikata sangat sedikit. Dengan yang sedikit ini, kita ingin mempertahankan hubungan tersebut selamanya. Dengan orang-orang lain selebihnya, hubungan kita tidaklah begitu dalam. Biasa-biasa saja. Ada yang perlu dipertahankan dan bahkan ada pula yang tidak perlu dipertahankan sama-sekali, tidak peduli apakah orang-orang ini orang-orang "besar", berkedudukan tinggi, kaya, terkenal, dan lain sebagainya. Ada hubungan-hubungan yang membesarkan dan menumbuhkan hati dan jiwa, ada pula hubungan-hubungan yang sama-sekali tidak melekat di hati. Bahkan ada pula hubungan-hubungan yang sia-sia, membuang-buang waktu, dan meracun jiwa. Tapi begitulah kenyataannya. Begitulah hidup.
Begitu pula hubungan kita dengan karya seni.
Selama kita hidup, begitu banyak kita melihat karya seni. Namun karya seni yang benar-benar dekat ke hati kita tidaklah banyak jumlahnya. Dengan yang sedikit ini, kita ingin mempertahankan hubungan kita karena karya-karya tersebut membesarkan dan menumbuhkan hati dan jiwa kita. Kita ingin melihatnya berulang-ulang dan merenunginya. Hubungan kita dengan karya-karya ini spesial. Karya-karya ini bagaikan makhluk hidup, dan kita menjalin hubungan dan pertemanan yang istimewa dengan mereka.
Dengan karya-karya seni selebihnya, hubungan kita tidaklah begitu dalam. Bahkan ada yang sangat dangkal, tidak peduli apakah karya-karya tersebut dibuat oleh seniman-seniman sangat terkenal, dipajang di museum-museum besar dunia, sangat mahal harganya, dan lain sebagainya. Ya, banyak karya seni yang dilihat sekali saja rasanya sudah cukup, tidak perlu dilihat kembali.
Seperti dengan orang lain, kedekatan kita dengan karya seni juga sangat pribadi sifatnya. Tapi begitulah kenyataannya. Begitulah hidup.
-
ydb, washington dc, 20april2016
jaga bara!
-
7777777
-
Ada kesamaan antara hubungan kita dengan karya seni dan hubungan kita dengan orang lain, yakni ada yang perlu dipertahankan dan ada pula yang tidak.
Selama kita hidup, begitu banyak kita melihat dan mengenal orang. Namun orang yang benar-benar dekat dengan kita jumlahnya tidaklah banyak. Boleh dikata sangat sedikit. Dengan yang sedikit ini, kita ingin mempertahankan hubungan tersebut selamanya. Dengan orang-orang lain selebihnya, hubungan kita tidaklah begitu dalam. Biasa-biasa saja. Ada yang perlu dipertahankan dan bahkan ada pula yang tidak perlu dipertahankan sama-sekali, tidak peduli apakah orang-orang ini orang-orang "besar", berkedudukan tinggi, kaya, terkenal, dan lain sebagainya. Ada hubungan-hubungan yang membesarkan dan menumbuhkan hati dan jiwa, ada pula hubungan-hubungan yang sama-sekali tidak melekat di hati. Bahkan ada pula hubungan-hubungan yang sia-sia, membuang-buang waktu, dan meracun jiwa. Tapi begitulah kenyataannya. Begitulah hidup.
Begitu pula hubungan kita dengan karya seni.
Selama kita hidup, begitu banyak kita melihat karya seni. Namun karya seni yang benar-benar dekat ke hati kita tidaklah banyak jumlahnya. Dengan yang sedikit ini, kita ingin mempertahankan hubungan kita karena karya-karya tersebut membesarkan dan menumbuhkan hati dan jiwa kita. Kita ingin melihatnya berulang-ulang dan merenunginya. Hubungan kita dengan karya-karya ini spesial. Karya-karya ini bagaikan makhluk hidup, dan kita menjalin hubungan dan pertemanan yang istimewa dengan mereka.
Dengan karya-karya seni selebihnya, hubungan kita tidaklah begitu dalam. Bahkan ada yang sangat dangkal, tidak peduli apakah karya-karya tersebut dibuat oleh seniman-seniman sangat terkenal, dipajang di museum-museum besar dunia, sangat mahal harganya, dan lain sebagainya. Ya, banyak karya seni yang dilihat sekali saja rasanya sudah cukup, tidak perlu dilihat kembali.
Seperti dengan orang lain, kedekatan kita dengan karya seni juga sangat pribadi sifatnya. Tapi begitulah kenyataannya. Begitulah hidup.
-
ydb, washington dc, 20april2016
jaga bara!
-
7777777
Monday, April 11, 2016
Tentang Karya Seni Rupa Indonesia
7777777
-
Ada sebenarnya yg hendak kukatakan tentang kelebihan Indonesia, yang tidak terlalu tampak dalam karya seni seniman-seniman kontemporer kita.
-
Ada sebenarnya yg hendak kukatakan tentang kelebihan Indonesia, yang tidak terlalu tampak dalam karya seni seniman-seniman kontemporer kita.
Untuk mudahnya, coba bayangkan candi Borobudur. Kebanyakan karya-karya seniman kontemporer kita masih terikat bergelut membicarakan hal-hal seperti yang tergambarkan di bagian terbawah relief candi itu. Belum banyak yang naik ke bagian atas. Cerita mereka masih berputar pada apa-apa yang dilakukan oleh para penghuni "neraka"...perbuatan-perbuatan “orang-orang jaman jahiliyah". Jaman kekelaman atau ignorance. Terlalu banyak fokusnya ke sana. Mereka terlalu terikat dan mendekam di sana. Mereka belum mau melepaskan diri dari hal-hal itu.
Salah satu kelebihan terkuat Indonesia adalah (sebenarnya) negara ini diisi oleh para penyembah (Tuhan). Tapi kenyataan ini tidak banyak tampak dalam karya-karya seniman kita. Padahal kekuatan ini adalah salah satu ciri khas terhebat jati diri Indonesia...dan bisa ditunjukkan kepada dunia.
Secara umum, semua orang, semua seniman adalah penyembah, tapi yang membedakan mereka adalah "apa yang disembah”.
Silahkan sebut beberapa nama, lalu lihat isi dan visual karya-karya mereka. Lalu tanya....kira-kira apa yang mereka sembah. Apa kira-kira yang mereka perjuangkan...oleh si A...si B....si C...dst.
Akibatnya banyak karya-karya seniman kita isi dan visualnya mirip dengan karya seniman-seniman luar Indonesia...dimana mereka "menyembah" sesuatu yang berbeda dari yang kita sembah. Tapi kita "menjiplak" karya-karya mereka. Ini menyebabkan kita kehilangan jati diri dalam karya-karya kita.
Pendek kata, modal kita hebat . Kitanya yang harus "kembali" mengambil dan menggunakannya dalam karya kita. Dan kita harus naik jenjang ke bagian lebih tinggi dari "Borobudur" itu.
Janganlah berlama-lama terpaku pada: kekerasan, kesangaran, kegarangan, luka, kesedihan, kevulgaran....dlsb.....segala yang negatif.*
-
ydb, washington dc, 10april2016
jaga bara!
-
*catatan: Ini adalah ungkapan dan pemikiran spontan yang aku sampaikan dalam percakapan di inbox Facebook dengan seorang kawan pada 21 Maret 2016 lalu. Aku ingin membaginya kepada teman-teman. Mudah-mudahan berguna.
-
7777777
-
ydb, washington dc, 10april2016
jaga bara!
-
*catatan: Ini adalah ungkapan dan pemikiran spontan yang aku sampaikan dalam percakapan di inbox Facebook dengan seorang kawan pada 21 Maret 2016 lalu. Aku ingin membaginya kepada teman-teman. Mudah-mudahan berguna.
-
7777777
Titik Keberangkatan dalam Melukis
7777777
-
Dari manakah seorang pelukis berangkat melukis? Dari luar dirinyakah? Dari dalam dirinyakah? Atau dari keduanya - luar dan dalam. Atau...
Apakah yang sangat menentukan wujud karyanya pada akhirnya? Apakah apa yang dilihatnya di luar dirinya? Apakah apa yang dilihat dan dirasakannya di dalam dirinya? Ataukah gabungan keduanya?
Dunia luarkah yang menentukan wujud karyanya? Atau dunia dalamkah yang mendiktekan bentuk-bentuk dan warna-warna di atas kanvasnya?
Bagian manakah yang lebih banyak kadarnya? Luar atau dalam?
-
Dari manakah seorang pelukis berangkat melukis? Dari luar dirinyakah? Dari dalam dirinyakah? Atau dari keduanya - luar dan dalam. Atau...
Apakah yang sangat menentukan wujud karyanya pada akhirnya? Apakah apa yang dilihatnya di luar dirinya? Apakah apa yang dilihat dan dirasakannya di dalam dirinya? Ataukah gabungan keduanya?
Dunia luarkah yang menentukan wujud karyanya? Atau dunia dalamkah yang mendiktekan bentuk-bentuk dan warna-warna di atas kanvasnya?
Bagian manakah yang lebih banyak kadarnya? Luar atau dalam?
Mari kita ambil sebuah lukisan perahu di pinggir pantai, misalnya. Betulkah lukisan itu tentang rupa perahu itu, atau sebenarnya lukisan itu tentang sesuatu yang lain yang sedikit sekali hubungannya dengan rupa perahu itu?
Bisa jadi si pelukis memang hanya suka perahu. Dia suka pada bentuk badan perahu, layarnya dan warnanya yang bermacam-macam. Dia suka melihat perahu yang tergeletak di pantai. Dia suka hamparan pasir tempat perahu itu berada. Dia suka bentuk air laut dan ombaknya. Dia suka awan dan langit yang luas terbentang di atas perahu itu. Dia suka hubungan rupa antara perahu dengan segala sesuatu di sekitar perahu itu. Si pelukis terangsang untuk melukis apa yang dilihatnya di luar dirinya. Dia tidak memusingkan perihal pesan apa yang ingin disampaikannya melalui gambar yang dibuatnya itu. Aku suka apa yang aku lihat dan aku ingin melukisnya, begitu mungkin katanya. Maka mulailah dia melukis. Dan karena kecakapannya, lukisannya bisa jadi bagus. Itu satu kemungkinan.
Bisa jadi si pelukis memang hanya suka perahu. Dia suka pada bentuk badan perahu, layarnya dan warnanya yang bermacam-macam. Dia suka melihat perahu yang tergeletak di pantai. Dia suka hamparan pasir tempat perahu itu berada. Dia suka bentuk air laut dan ombaknya. Dia suka awan dan langit yang luas terbentang di atas perahu itu. Dia suka hubungan rupa antara perahu dengan segala sesuatu di sekitar perahu itu. Si pelukis terangsang untuk melukis apa yang dilihatnya di luar dirinya. Dia tidak memusingkan perihal pesan apa yang ingin disampaikannya melalui gambar yang dibuatnya itu. Aku suka apa yang aku lihat dan aku ingin melukisnya, begitu mungkin katanya. Maka mulailah dia melukis. Dan karena kecakapannya, lukisannya bisa jadi bagus. Itu satu kemungkinan.
Rangsangan dari luar bisa juga begini. Si pelukis melukis perahu karena dia amati lukisan perahu sedang populer, banyak diminati dan diperjual-belikan dengan harga tinggi.
Jadi bukan perahunya sebenarnya yang dia minati. Konsep, gagasan dan pesan dalam lukisan? Semua itu jauh dari pikirannya. Membuat uanglah yang menjadi penentu wujud lukisannya. Bisa juga dia mencari kepopuleran semu, karena dia menumpang di kepopuleran seniman lain. Itu kemungkinan lain.
Jadi bukan perahunya sebenarnya yang dia minati. Konsep, gagasan dan pesan dalam lukisan? Semua itu jauh dari pikirannya. Membuat uanglah yang menjadi penentu wujud lukisannya. Bisa juga dia mencari kepopuleran semu, karena dia menumpang di kepopuleran seniman lain. Itu kemungkinan lain.
Rangsangan dari luar bisa juga begini. Sang pelukis suka perahu. Dia tertarik dengan perahu tertentu. Dia dengar perahu tersebut memiliki cerita atau sejarah menarik. Kabarnya perahu tersebut mempunyai kaitan erat dengan perkembangan masyarakat di tempat perahu itu berada. Lalu si pelukis mencari informasi lebih banyak tentang perahu tersebut dan tentang masyarakat di tempat itu. Kemudian dia melukis perahu itu.
Gambar perahu di lukisannya itu dia jadikan sebagai semacam monumen sejarah, alat pengingat pada kejadian penting pada masa lalu. Dia ingin orang lain pun tahu tentang cerita atau sejarah masyarakat tempat perahu itu dia temukan. Itu kemungkinan lain lagi.
Gambar perahu di lukisannya itu dia jadikan sebagai semacam monumen sejarah, alat pengingat pada kejadian penting pada masa lalu. Dia ingin orang lain pun tahu tentang cerita atau sejarah masyarakat tempat perahu itu dia temukan. Itu kemungkinan lain lagi.
Rangsangan dari luar itu bisa juga begini. Si pelukis suka perahu. Dia melihat banyak kesamaan antara hidupnya dengan perahu. Seperti perahu, dia pun mengarungi samudra, yakni samudra kehidupan. Seperti perahu, hidupnya pun kadang-kadang diliputi kesunyian yang amat sangat; kadang-kadang diterpa hujan, angin ribut, bahkan badai kehidupan; kadang-kadang terombang-ambing tak menentu; kadang-kadang semangatnya patah bagaikan patahnya tiang layar perahu itu. Si pelukis melihat kisah perahu itu juga bagai kisah banyak manusia lainnya. Kisah universal. Lalu dia melukis perahu. Tapi sebenarnya yang dilukisnya bukanlah perahu, tapi kisah hidupnya dan kisah hidup banyak manusia lain. Gambar perahu digunakannya hanyalah sebagai "jendela", lewat mana orang-orang akan melihat cerita tentang kehidupan manusia.
Wujud akhir lukisan yang berupa perahu bisa juga karena rangsangan dari dalam diri si pelukis. Bagaimana pula itu?
Ya, si pelukis melihat ke dalam dirinya. Dia merenungi hidup dan kehidupannya. Dia "melihat" rasanya, pikiran-pikirannya, sikapnya, kecenderungannya. Dia melihat siapa dirinya dan jati dirinya. Dia ingin melukiskan semua itu di atas kanvas. Jadi, penentu wujud lukisannya bukanlah apa yang ada di luar sana, tapi apa yang ada di dalam dirinya sejak lama.
Bagaimanakah aku melukiskan rasa dan pikirku ini?, tanya dia pada dirinya. Bagaimana aku melukiskan sesuatu yang tidak kasat mata tapi nyata ada karena aku memikirkan dan merasakannya?
Lalu dari dalam itulah dia melihat ke luar. Dari dalamlah dia memulai lukisannya. Jati dirinyalah yang ingin diekspresikannya melalui cat di atas kanvas. Melihat ke luar, dia menemukan perahu. Dan dia melihat bahwa perahu bisa dijadikan bentuk lewat mana dia bisa bercerita tentang dirinya. Yang tampak di dalam menentukan yang tampak di luar. Jati dirinya menentukan wujud yang ada di atas kanvasnya. Gambar perahunya sebenarnya bukanlah gambar perahu, tapi gambar dirinya.
Itu juga sebuah kemungkinan.
Ya, si pelukis melihat ke dalam dirinya. Dia merenungi hidup dan kehidupannya. Dia "melihat" rasanya, pikiran-pikirannya, sikapnya, kecenderungannya. Dia melihat siapa dirinya dan jati dirinya. Dia ingin melukiskan semua itu di atas kanvas. Jadi, penentu wujud lukisannya bukanlah apa yang ada di luar sana, tapi apa yang ada di dalam dirinya sejak lama.
Bagaimanakah aku melukiskan rasa dan pikirku ini?, tanya dia pada dirinya. Bagaimana aku melukiskan sesuatu yang tidak kasat mata tapi nyata ada karena aku memikirkan dan merasakannya?
Lalu dari dalam itulah dia melihat ke luar. Dari dalamlah dia memulai lukisannya. Jati dirinyalah yang ingin diekspresikannya melalui cat di atas kanvas. Melihat ke luar, dia menemukan perahu. Dan dia melihat bahwa perahu bisa dijadikan bentuk lewat mana dia bisa bercerita tentang dirinya. Yang tampak di dalam menentukan yang tampak di luar. Jati dirinya menentukan wujud yang ada di atas kanvasnya. Gambar perahunya sebenarnya bukanlah gambar perahu, tapi gambar dirinya.
Itu juga sebuah kemungkinan.
Tapi, apakah sebenarnya yang di dalam itu benar-benar berasal dari dalam? Mungkinkah sebenarnya semuanya berasal dari luar, dan semua pelukis melukiskan apa-apa yang ada di luar dirinya?
Jika kita percaya bahwa waktu kita lahir kita bagaikan selembar kertas putih, maka boleh jadi semua yang kita lukis adalah apa-apa yang berasal dari luar diri kita. Semua yang dilukis para pelukis hanyalah pengalaman-pengalaman diri yang terakumulasi dimulai sejak mereka lahir ke dunia. Pengalaman-pengalaman itu bisa lama, bisa juga baru.
Pengalaman adalah bagian dari memori atau ingatan. Dan ingatan adalah "barang" lama, yakni sesuatu yang terjadi pada masa lalu.
Bagi yang percaya bahwa dia pernah hidup di kehidupan yang lain sebelum di kehidupan ini, maka dia akan berkata bahwa yang di dalam itu ada dan memang benar-benar berasal dari dalam. Yang diperlukannya adalah benar-benar melihat ke dalam dirinya. Di situlah tempat jati dirinya. Apa yang kemudian dilukisnya bisa jadi juga gambar perahu, atau sesuatu yang lain.
Jika kita percaya bahwa waktu kita lahir kita bagaikan selembar kertas putih, maka boleh jadi semua yang kita lukis adalah apa-apa yang berasal dari luar diri kita. Semua yang dilukis para pelukis hanyalah pengalaman-pengalaman diri yang terakumulasi dimulai sejak mereka lahir ke dunia. Pengalaman-pengalaman itu bisa lama, bisa juga baru.
Pengalaman adalah bagian dari memori atau ingatan. Dan ingatan adalah "barang" lama, yakni sesuatu yang terjadi pada masa lalu.
Bagi yang percaya bahwa dia pernah hidup di kehidupan yang lain sebelum di kehidupan ini, maka dia akan berkata bahwa yang di dalam itu ada dan memang benar-benar berasal dari dalam. Yang diperlukannya adalah benar-benar melihat ke dalam dirinya. Di situlah tempat jati dirinya. Apa yang kemudian dilukisnya bisa jadi juga gambar perahu, atau sesuatu yang lain.
Bagi yang percaya bahwa kita berasal dari surga dan kita sebenarnya masih membawa pengalaman-pengalaman dari surga itu, maka pengalaman-pengalaman "dari dalam" itu bisa juga menjadi titik keberangkatan proses melukisnya. Dan wujud lukisannya bisa juga berupa gambar perahu! Ya, atau gambar sesuatu yang lain.
Orang-orang yang melukis memang bebas untuk melukis apa yang mereka ingin lukis. Titik keberangkatannya bisa macam-macam, dan dengan tujuan yang macam-macam pula. Lukisan adalah medium atau cara; cara untuk mencapai apa yang diinginkan oleh si pelukis. Ada orang yang melukis karena rasa suka saja. Ada yang melukis untuk mengungkapkan siapa dirinya. Ada yang melukis untuk menyuarakan protes, atau memberikan kesadaran akan sesuatu kepada manusia lain. Ada yang melukis hanya sekadar untuk membuat uang.
Melihat isi tulisan di atas, ada beberapa lukisan perahu yang dimulai oleh pelukisnya dari titik keberangkatan yang berbeda-beda. Wujud akhir lukisan adalah gambar perahu. Perahu digunakan hanyalah sebagai contoh. Semua lukisan perahu itu bisa saja bagus rupanya karena kecakapan para pelukisnya.
Apakah anda seorang pelukis? Dari manakah anda berangkat memulai lukisan anda? Mengapa anda melukis, dan apa tujuan anda?
-
ydb, washington dc, 6april2016
jaga bara!
-
7777777
-
ydb, washington dc, 6april2016
jaga bara!
-
7777777
Berkarya
7777777
-
Bagi seorang seniman rupa, memvisualkan atau mewujudkan ekspresinya sudah semestinya dengan cara yang menarik, at least. Idealnya indah. "Nyeni" atau artistik, kata orang. Namanya juga "karya seni". Hal ini tidak lagi perlu dipertanyakan.
Yang sering menjadi masalah bagi seniman adalah tentang apa yang hendak diekspresikan, apa yang hendak dikatakan.
Memiliki kemampuan dan tehnik tinggi untuk melukis namun tidak memiliki ide atau gagasan bagus untuk diekspresikan, maka lukisan bagus tidak akan terwujud, bahkan mungkin tidak akan ada lukisan sama sekali.
Banyak "seniman" yang tidak lagi membuat karya disebabkan mereka tidak memiliki ide atau gagasan yang hendak diekspresikan. Mereka berhenti berkarya. Kemampuan teknis yang telah diperoleh selama bertahun-tahun tidak terpakai dan digunakan karena ketiadaan ide. Kemampuan berbicara tanpa tahu apa yang hendak dikatakan akan membuat seseorang terpaksa terdiam.
Banyak pula karya seni/lukisan yang cukup bagus atau bahkan indah secara visual namun tidak jelas apa ide atau gagasannya. Karya tersebut tampak seolah-olah memberikan banyak informasi. Ruang kanvas penuh dengan bentuk, garis dan warna, namun ia tidak memiliki fokus ide dan gagasan. Ini sama saja dengan seseorang yang riuh berceloteh, tapi tidak jelas apa fokus gagasan atau isi pemikiran dalam celotehannya itu.
Mata jeli penikmat seni yang terlatih, berpengalaman dan berpengetahuan akan tahu apakah sebuah karya itu "berisi" dan "bergizi" atau tidak.
-
Pengalaman dan keseharian setiap orang itu unik. Ini membuat diri setiap orang juga unik. Seniman peka dan hebat adalah seseorang yang mengenali hal-hal penting dan momen-momen penting dalam pengalaman dan hidupnya sehari-hari. Kesadarannya akan arti pentingnya hal-hal dan momen-momen tersebut dapat digunakannya sebagai pemicu untuk lahirnya sebuah karya. Pengalaman penting perlu diendapkan dan diolah untuk menghasilkan makna dan nilai. Makna dan nilai inilah yang akhirnya di-share atau dibagi si seniman dengan orang lain ketika ia memamerkan karya-karyanya. Dalam pameran, setiap karya berkesempatan untuk menyuarakan makna dan nilai yang dibawanya dengan lantang. Makna dan nilai ini pulalah yang semestinya dicari oleh penikmat karya seni ketika ia sedang menikmati sebuah karya seni.
-
ydb, washington dc, 1april2016
jaga bara!
-
7777777
-
Bagi seorang seniman rupa, memvisualkan atau mewujudkan ekspresinya sudah semestinya dengan cara yang menarik, at least. Idealnya indah. "Nyeni" atau artistik, kata orang. Namanya juga "karya seni". Hal ini tidak lagi perlu dipertanyakan.
Yang sering menjadi masalah bagi seniman adalah tentang apa yang hendak diekspresikan, apa yang hendak dikatakan.
Memiliki kemampuan dan tehnik tinggi untuk melukis namun tidak memiliki ide atau gagasan bagus untuk diekspresikan, maka lukisan bagus tidak akan terwujud, bahkan mungkin tidak akan ada lukisan sama sekali.
Banyak "seniman" yang tidak lagi membuat karya disebabkan mereka tidak memiliki ide atau gagasan yang hendak diekspresikan. Mereka berhenti berkarya. Kemampuan teknis yang telah diperoleh selama bertahun-tahun tidak terpakai dan digunakan karena ketiadaan ide. Kemampuan berbicara tanpa tahu apa yang hendak dikatakan akan membuat seseorang terpaksa terdiam.
Banyak pula karya seni/lukisan yang cukup bagus atau bahkan indah secara visual namun tidak jelas apa ide atau gagasannya. Karya tersebut tampak seolah-olah memberikan banyak informasi. Ruang kanvas penuh dengan bentuk, garis dan warna, namun ia tidak memiliki fokus ide dan gagasan. Ini sama saja dengan seseorang yang riuh berceloteh, tapi tidak jelas apa fokus gagasan atau isi pemikiran dalam celotehannya itu.
Mata jeli penikmat seni yang terlatih, berpengalaman dan berpengetahuan akan tahu apakah sebuah karya itu "berisi" dan "bergizi" atau tidak.
-
Pengalaman dan keseharian setiap orang itu unik. Ini membuat diri setiap orang juga unik. Seniman peka dan hebat adalah seseorang yang mengenali hal-hal penting dan momen-momen penting dalam pengalaman dan hidupnya sehari-hari. Kesadarannya akan arti pentingnya hal-hal dan momen-momen tersebut dapat digunakannya sebagai pemicu untuk lahirnya sebuah karya. Pengalaman penting perlu diendapkan dan diolah untuk menghasilkan makna dan nilai. Makna dan nilai inilah yang akhirnya di-share atau dibagi si seniman dengan orang lain ketika ia memamerkan karya-karyanya. Dalam pameran, setiap karya berkesempatan untuk menyuarakan makna dan nilai yang dibawanya dengan lantang. Makna dan nilai ini pulalah yang semestinya dicari oleh penikmat karya seni ketika ia sedang menikmati sebuah karya seni.
-
ydb, washington dc, 1april2016
jaga bara!
-
7777777
Medium Ekspresi
7777777
-
Mempermudah komunikasi bukan tanggung-jawab seni. Ia hanya menyediakan diri sebagai salah satu medium ekspresi.
-
ydb, washington dc, 21m16
jaga bara!
-
7777777
-
Mempermudah komunikasi bukan tanggung-jawab seni. Ia hanya menyediakan diri sebagai salah satu medium ekspresi.
-
ydb, washington dc, 21m16
jaga bara!
-
7777777
Subscribe to:
Posts (Atom)