___________________________________________________________
PUNCAK
Maaaaa...!
Dah kucapai puncaknya, Ma!
Kini awan di atas ubunku.
Bulan dalam jangkauku.
Langit dalam tumbukku.
Yeaaaah!
Meledak gunung lain dalam dadaku.
Laharnya lelehi perut dan tungkaiku.
Genangi ujung jari kakiku.
Merah baranya nyalakan genggamku.
Luka di tlapakku, bunga di hatiku.
Dingin di kudukku, panas di darahku.
Angin menampar mukaku.
Maaaaa...!
Kukibarkan benderamu.
Yang kau titipkan semasa hidupmu.
Aduhai.
Manjur sangat obatmu.
Ampuh lagi doamu!
Aku cinta padamu, Ma!
Di manapun kau berada.
Di sorga yang mana.
*
ydb, wdc, usa, 03.04.2014
________________________________________
SAJAK KEMBALI
Tuhanku,
ini aku kembali
Walau tak pernah ku bisa pergi
Mana mungkin kuhadapkan punggungku
ke wajahMu
yang dimana-mana
menghadangku
ini aku kembali
Walau tak pernah ku bisa pergi
Mana mungkin kuhadapkan punggungku
ke wajahMu
yang dimana-mana
menghadangku
Tuhanku
Ini, ambillah hatiku
Lemparkan ke bara suci
Biar murni
Ini, ambillah hatiku
Lemparkan ke bara suci
Biar murni
***
yuno delwizar baswir
washington dc usa
25 september 2004 - 12 maret 2008
washington dc usa
25 september 2004 - 12 maret 2008
___________________________________
O ENGKAU
Di luar Engkau selebihnya hamba
Di dalam Engkau sepikah?
Demi Cinta, ruhku panggillah
Agar Engkau aku temani
Di dalam Engkau sepikah?
Demi Cinta, ruhku panggillah
Agar Engkau aku temani
Di luar aku selebihnya Engkau
Di dalam aku haus Engkau
Demi Cinta, rinduku redakanlah
Engkau tahu aku menyerah
Di dalam aku haus Engkau
Demi Cinta, rinduku redakanlah
Engkau tahu aku menyerah
*
yuno delwizar baswir
washington dc, 27 juni 1992
washington dc, 27 juni 1992
_________________________________________
PUISI CINTA
Kau tabur bunga di kuburku
Aku terlempar
Dari tanah ke awan
Aku terlempar
Dari tanah ke awan
Yang lama jadi baru
Rasa ini
Tak mampu kulawan
Rasa ini
Tak mampu kulawan
*
yuno delwizar baswir
washington dc, 2011
washington dc, 2011
____________________________________
SATU
Kekasihku
Kubenamkan wajahku
Di lehermu
Kuhirup ganas bau kulitmu
Malam ini
Dan jantungku menggelepar lagi
Hatiku gemetar
Dipecut birahi halilintar
Nafasku memburu nafasku
Nafasku diburu nafasku
Lenguhmu hanya lirih kudengar
Kubenamkan wajahku
Di lehermu
Kuhirup ganas bau kulitmu
Malam ini
Dan jantungku menggelepar lagi
Hatiku gemetar
Dipecut birahi halilintar
Nafasku memburu nafasku
Nafasku diburu nafasku
Lenguhmu hanya lirih kudengar
Cinta
Tak ada arti jarak dan waktu
Lihatlah
Hatiku Hatimu
Tak ada arti jarak dan waktu
Lihatlah
Hatiku Hatimu
Satu!
*
yuno delwizar baswir
washington dc, 05 november 2011
yuno delwizar baswir
washington dc, 05 november 2011
____________________________________
PERGILAH
Ditinggal.
Ditinggalkan lagi.
Dulu dan kini.
Lama-lama kebal juga hati.
Kian biasa jalan sendiri.
Seribu duri tak banyak arti.
Hidup adalah puisi, mati sunyi abadi.
Ditinggalkan lagi.
Dulu dan kini.
Lama-lama kebal juga hati.
Kian biasa jalan sendiri.
Seribu duri tak banyak arti.
Hidup adalah puisi, mati sunyi abadi.
Pergilah.
Pergilah kau mengejar mimpi.
Disini kau terbakar panasnya api.
Disini hilang bulan datang mentari.
Lari mentari bulan kembali.
Pergilah, tapi jangan kau sesali.
Nurani tak bisa dibohongi.
Rahasia duka di dalam sepi.
Rahasia cinta di dalam hati.
Pergilah kau mengejar mimpi.
Disini kau terbakar panasnya api.
Disini hilang bulan datang mentari.
Lari mentari bulan kembali.
Pergilah, tapi jangan kau sesali.
Nurani tak bisa dibohongi.
Rahasia duka di dalam sepi.
Rahasia cinta di dalam hati.
***
Yuno Delwizar Baswir, Washington DC, USA, 16092014
Salam Damai dan Kasih untukmu Semesta
Jaga Bara!
Salam Damai dan Kasih untukmu Semesta
Jaga Bara!
__________________________________________________
PERGI
Kau kan pergi.
Aku kan pergi.
Dia kan pergi.
Karena rumah kita bukan di sini.
Rindu kita di sana: Rumah Misteri.
Cinta kita di Singgasana, bukan di singgasini.
Aku kan pergi.
Dia kan pergi.
Karena rumah kita bukan di sini.
Rindu kita di sana: Rumah Misteri.
Cinta kita di Singgasana, bukan di singgasini.
Tiap jantung menghitung detak.
Dalam riuh dan dalam sunyi.
Ingin sampai ingin berhenti.
Dalam rangkul peluk Ilahi.
Dalam riuh dan dalam sunyi.
Ingin sampai ingin berhenti.
Dalam rangkul peluk Ilahi.
*
YDB, Washington DC, USA, 14092014
Salam Damai dan Kasih untukmu Semesta
Jaga Bara!
Salam Damai dan Kasih untukmu Semesta
Jaga Bara!
_______________________________________
MAINKANLAH AKU!
aku dimainkan Allah
kubiarkan saja
mainkanlah! seruku
aku adalah gitarMu
aku adalah terompetMu
aku kuasMu
aku penaMu
suka-sukaMulah! kataku
tak kan lagi aku berontak
aku pasrah
aku menyerah
aku dimainkan Allah
kubiarkan saja
mainkanlah! seruku
aku adalah gitarMu
aku adalah terompetMu
aku kuasMu
aku penaMu
suka-sukaMulah! kataku
tak kan lagi aku berontak
aku pasrah
aku menyerah
*
yuno delwizar baswir
_____________________________________
KUPELUK KAU SEKUAT CINTAKU
Oleh YDB
(Sementara mentari Jogja tinggi di langit sana...
Tergantung sunyi di cakrawala....
Kudekati dirimu…)
Sini dik, kupeluk kamu....
Erat...
Jangan hiraukan suara tokek itu...
Rebahkan kepalamu di dadaku...
Kan kukecup leher wangimu...
Kuhirup bau rambutmu....
O Ibu anak-anakku...
Selamat kuucapkan kepadamu Wanitaku...
Kepada Kita...
Ah, apalah artinya Kemiskinan...
Bila aku bersamamu...
Sini dik...
Kutanamkan benihku dalam rahimmu...
Kemarilah dik...
Kupeluk kamu sekuat Cintaku!
*
ydb, Washington DC, 5 Februari 2014
_____________________________________________
Kutulis sajak ini untuk Anandida FR yang
telah dipanggil pulang oleh Tuhannya pada tanggal 3 Maret 2008, saat ia baru
berusia 17 bulan. Ia adalah putra pertama seorang sahabatku di Washington DC.
_____________________
SAJAK ANAK YANG PERGI
-kepada anandida
nak, kami sayang padamu
kami kasih padamu!
berulang-ulang
kami panggil namamu
sekeras itukah hatimu?
tak hendak sedikitpun
engkau menoleh
kami kasih padamu!
berulang-ulang
kami panggil namamu
sekeras itukah hatimu?
tak hendak sedikitpun
engkau menoleh
nak, kami sayang padamu
kami cinta padamu!
baru sehari pergimu
kami dah rindu
apa nak kau cari
di semak belukar langit itu?
cemas hati emak
kehilangan jejakmu!
kami cinta padamu!
baru sehari pergimu
kami dah rindu
apa nak kau cari
di semak belukar langit itu?
cemas hati emak
kehilangan jejakmu!
nak, hati kami adalah gelakmu
keringat kami adalah tangismu
pelipur kami adalah senyummu
kau bawa kemana
semua itu?
hidup kami adalah hidupmu!
pulanglah, mengapa..
keringat kami adalah tangismu
pelipur kami adalah senyummu
kau bawa kemana
semua itu?
hidup kami adalah hidupmu!
pulanglah, mengapa..
duhai,
sekeras itukah hatimu
nak bertemu
Tuhanmu?
sekeras itukah hatimu
nak bertemu
Tuhanmu?
*
yuno delwizar baswir
washington dc, 4 maret 2008
washington dc, 4 maret 2008
_______________________________________
SAJAK KANGEN 1
dingin di luar dik
musim gugur sudah di sini
hari ini
langit abu-abu
kusapa dirimu dari seberang
gumpalan awan yang mengambang
sambil mengunyah sepotong roti
dan menyeruput kopi
yang pohon-pohonnya di lombok
menari-nari
menyanyi
dalam gelap yang baru kembali
musim gugur sudah di sini
hari ini
langit abu-abu
kusapa dirimu dari seberang
gumpalan awan yang mengambang
sambil mengunyah sepotong roti
dan menyeruput kopi
yang pohon-pohonnya di lombok
menari-nari
menyanyi
dalam gelap yang baru kembali
dingin di dalam dik
musim kangen datang lagi
pagi ini
di antara roti dan kopi
kupagut bayangmu
dalam rindu kian menggebu
kupandangi potret wajahmu
di depanku
musim kangen datang lagi
pagi ini
di antara roti dan kopi
kupagut bayangmu
dalam rindu kian menggebu
kupandangi potret wajahmu
di depanku
ah senyum itu!
ah mata itu!
ah pipi itu!
ah hidung itu!
ah rambut itu!
ah bibir itu!
ah mata itu!
ah pipi itu!
ah hidung itu!
ah rambut itu!
ah bibir itu!
duh adikku,
kesinilah kamu!
kesinilah kamu!
*
yuno delwizar baswir
washington dc, usa
31 oktober 2011
washington dc, usa
31 oktober 2011
___________________________________
SALJU
Salju kan turun di kotaku
Langit kelabu
Pohon tak berdaun
Jemariku beku
Langit kelabu
Pohon tak berdaun
Jemariku beku
Sayup kudengar bisikanmu
Di balik rinduku
Kasih di setiap langkahku
Menuntun hatiku
Di balik rinduku
Kasih di setiap langkahku
Menuntun hatiku
Turunlah salju!
Turunlah salju!
Selimuti aku
Dengan Kasih Sayang Cintaku!
Turunlah salju!
Selimuti aku
Dengan Kasih Sayang Cintaku!
*
Yuno Delwizar Baswir
Washington, DC, 10 Desember 2011
Yuno Delwizar Baswir
Washington, DC, 10 Desember 2011
_______________________________________
PUISI HIDUP/MATI
Hari ini
Kematian menghadangku
Diperlihatkannya jantannya
Lalu kuperlihatkan jantanku
Kematian menghadangku
Diperlihatkannya jantannya
Lalu kuperlihatkan jantanku
Mata kami beradu
Sinis senyumnya
Cinta di dadaku
Tapi bukan untuknya!
Sinis senyumnya
Cinta di dadaku
Tapi bukan untuknya!
Mendekatlah!
Sabitkan pedangmu
Nantikan tusuk belatiku
Sabitkan pedangmu
Nantikan tusuk belatiku
Di bawah terik matahari
Kami tegak berdiri
Hitam jubahnya
Putih jubahku
Kami tegak berdiri
Hitam jubahnya
Putih jubahku
Walaupun seru
Tak lama pergulatan itu
Tersipu dia berlalu
Karena belum waktuku!
Tak lama pergulatan itu
Tersipu dia berlalu
Karena belum waktuku!
*
Yuno Delwizar Baswir
Washington, DC, 08 Desember 2011
Yuno Delwizar Baswir
Washington, DC, 08 Desember 2011
________________________________________
SAJAK KUYUP DUA HATI
Berdekapan
Dua hati mandi
Kuyup dalam sukacita
Terbuka segala pintu
Relung-relung bahagia
Ah, lapangnya dada…
Dua hati mandi
Kuyup dalam sukacita
Terbuka segala pintu
Relung-relung bahagia
Ah, lapangnya dada…
Sini dik, kukecup bibirmu
Airmataku hanyut
Terbawa arus air dari atas kita
Air mata suka
Bahagia…
Airmataku hanyut
Terbawa arus air dari atas kita
Air mata suka
Bahagia…
Di luar jendela dalam kabut pagi
Rembulan bergegas pergi
Dihalau matahari
Rembulan bergegas pergi
Dihalau matahari
Di dalam di kamar mandi
Dua hati pererat dekapan
Dalam diam penuh arti
Di bawah guyuran
Kasih Ilahi
Dua hati pererat dekapan
Dalam diam penuh arti
Di bawah guyuran
Kasih Ilahi
*
yuno delwizar baswir
washington, dc, usa
19 november 2011
washington, dc, usa
19 november 2011
________________________________________
O MATAHARI
O Matahari
Alangkah kucinta hangatmu
Tapi maaf, tak mau ku dekat sangat padamu
Takut aku terbakar oleh panasmu
Alangkah kucinta hangatmu
Tapi maaf, tak mau ku dekat sangat padamu
Takut aku terbakar oleh panasmu
O Laut
Kagum aku akan dalammu
Tapi maaf, tak mau ku menyelam terlalu dalam
Takut aku akan tenggelam
Kagum aku akan dalammu
Tapi maaf, tak mau ku menyelam terlalu dalam
Takut aku akan tenggelam
O Allah
Tak habis aku Kau cengangkan
Makin rindu akan RumahMu
Kapan aku Kau panggil pulang?
Tak habis aku Kau cengangkan
Makin rindu akan RumahMu
Kapan aku Kau panggil pulang?
*
yuno delwizar baswir
washington, dc, 30 juni 1993
washington, dc, 30 juni 1993
______________________________________
SAJAK RINDU
.kepada ERW
.kepada ERW
masih kutulis saja namamu
di hari-hari rindu tiap tahun
di sudut-sudut halaman buku
di tepi-tepi meja
di dinding
dalam bis kota
di hari-hari rindu tiap tahun
di sudut-sudut halaman buku
di tepi-tepi meja
di dinding
dalam bis kota
masih kueja saja namamu
bagai kau orang asing
karena tak kutahu
kemana melarikan sedu
bagai kau orang asing
karena tak kutahu
kemana melarikan sedu
yuno delwizar baswir
jogjakarta, 12-05-1980
jogjakarta, 12-05-1980
________________________________________
ASBAK
diam-diam menyimpan sajak
tentang api dan abu
asap yang tak kuasa menghalau rindu
tentang api dan abu
asap yang tak kuasa menghalau rindu
lagi sekali kupenggal namamu
begitu jauh kita berjarak
dan aku terus terbakar
dalam api dan abu
begitu jauh kita berjarak
dan aku terus terbakar
dalam api dan abu
yuno delwizar baswir
jogjakarta, 13-05-1980
jogjakarta, 13-05-1980
_______________________________________
KARTU ULANG TAHUN
.kepada bekas kekasih
.kepada bekas kekasih
tergeletak saja ia di meja
tak jadi kukirim karena ragu
dan hari ulang-tahunmupun berlalu
tak jadi kukirim karena ragu
dan hari ulang-tahunmupun berlalu
yuno delwizar baswir
jogjakarta, 15-05-1980
________________________________________
jogjakarta, 15-05-1980
________________________________________
SAJAK LANGIT BUMI
.untuk gito
di langit
kau berlari-lari
melompat-lompat
kegirangan
berguling-guling
di ungu padang rumput
dekat matahari
disaksi Tuhan
dengan tawa tak ditahan
?
kau berlari-lari
melompat-lompat
kegirangan
berguling-guling
di ungu padang rumput
dekat matahari
disaksi Tuhan
dengan tawa tak ditahan
?
di bumi
orang berlari-lari
melompat-lompat
terguling-guling
di jaman edan
di bawah matahari
kepanasan
diperolok-olokkan Setan
dengan sengir menjijikkan
!
orang berlari-lari
melompat-lompat
terguling-guling
di jaman edan
di bawah matahari
kepanasan
diperolok-olokkan Setan
dengan sengir menjijikkan
!
yuno delwizar baswir
washington, dc, usa
1 maret 2008
________________________________________
washington, dc, usa
1 maret 2008
________________________________________
MALAM
awan mengejar bulan
kulihat keringatnya bercucuran
dingin mengejar gelandangan
terbaring lapar di pinggir jalan
aku sendiri mengejar Tuhan
di kakiku bergayut setan-setan
kulihat keringatnya bercucuran
dingin mengejar gelandangan
terbaring lapar di pinggir jalan
aku sendiri mengejar Tuhan
di kakiku bergayut setan-setan
yuno delwizar baswir
yogyakarta, 29 agustus 1980
(dari kumpulan puisi periode jogja 1977 - 1983)
yogyakarta, 29 agustus 1980
(dari kumpulan puisi periode jogja 1977 - 1983)
_______________________________________
BIARKANLAH DIA, SUKA-SUKANYALAH
-surat ke-3 untuk adikku
Ingatlah dik,
Kau itu bagai seutas benang
Aku pun seutas benang
Kau lihatlah juga milyaran utas benang
Di sekitarmu
Dan tangan siapa yang merangkumnya
Kau itu bagai seutas benang
Aku pun seutas benang
Kau lihatlah juga milyaran utas benang
Di sekitarmu
Dan tangan siapa yang merangkumnya
Bagaikan benang, kita hanya helai-helai yang
lemah
Yang rapuh
Gampang putus
Hampir tak mungkin tegak sendiri
Apalagi di saat basah
Yang rapuh
Gampang putus
Hampir tak mungkin tegak sendiri
Apalagi di saat basah
Itulah dik..
TanganNyalah yang sedang merangkum kita
Menggulung
Dan membelai kita
Maka biarkanlah Dia
Juga merajut kita
TanganNyalah yang sedang merangkum kita
Menggulung
Dan membelai kita
Maka biarkanlah Dia
Juga merajut kita
Dia sedang bersuka
Dia senang bersuka
Maka biarkanlah dik
Dia senang bersuka
Maka biarkanlah dik
Suka-sukaNyalah
Karena rasamu kadang bukan milikmu
Moyangnya bukan dari rohmu
Tak kau lihatkah?
TanganNyalah yang menaruh rasa itu
Di lubuk hatimu
Karena rasamu kadang bukan milikmu
Moyangnya bukan dari rohmu
Tak kau lihatkah?
TanganNyalah yang menaruh rasa itu
Di lubuk hatimu
Suka-sukaNyalah
Kadang Dia suka menitipkan sesuatu
Dalam kalbu hamba-hambaNya
Yang mau menadahkan tangan hatinya
Dalam tulus doa mereka...
Kadang Dia suka menitipkan sesuatu
Dalam kalbu hamba-hambaNya
Yang mau menadahkan tangan hatinya
Dalam tulus doa mereka...
yuno delwizar baswir
washington dc, 16102011 - 03112011
washington dc, 16102011 - 03112011
_______________________________________
KEPADA UMI
(1913-1999)
(1913-1999)
Setelah membaca surat
aku rindu berdekat-dekat.
Umi yang sakit
uzur di pembaringan sempit.
Apa kabarmu kini?
aku rindu berdekat-dekat.
Umi yang sakit
uzur di pembaringan sempit.
Apa kabarmu kini?
Ingat janjiku dulu:
Kan kugemukkan tulang-tulangmu.
Umiku, O Umiku
Janganlah berpulang dulu!
Kan kugemukkan tulang-tulangmu.
Umiku, O Umiku
Janganlah berpulang dulu!
yuno delwizar baswir
yogyakarta, 29 april 1980
yogyakarta, 29 april 1980
_______________________________________
sajak rindu
kepada r
akar
akar
akar dalam
hutan semak belukar
akar
akar akar
sunyiku terbakar
dalam semak penuh ular
anjing! kata babi
babi! kata anjing
biar! kata kucing
o sepiku yang terlantar
hutan riau hutan berpayau
panasnya
musim kemarau
o adik kemana dikau?
hutan riau hutan pukau
datanglah dik rinduku
tolong kau halau!
***
Yuno Baswir
(lahir: Duri, Riau 1959)
16 Februari 2008
Washington DC USA
08:10 pagi, Sabtu
Gebrakan Seni Kalatida(GSK)
kepada r
akar
akar
akar dalam
hutan semak belukar
akar
akar akar
sunyiku terbakar
dalam semak penuh ular
anjing! kata babi
babi! kata anjing
biar! kata kucing
o sepiku yang terlantar
hutan riau hutan berpayau
panasnya
musim kemarau
o adik kemana dikau?
hutan riau hutan pukau
datanglah dik rinduku
tolong kau halau!
***
Yuno Baswir
(lahir: Duri, Riau 1959)
16 Februari 2008
Washington DC USA
08:10 pagi, Sabtu
Gebrakan Seni Kalatida(GSK)
___________________________________
sajak cinta
untuk e
aku membaca puisi
dalam hatimu
mengeja indah
dalam katamu
memejam mata
dalam heningmu
bolehkah kutitip
cintaku
dalam cintamu?
***
yuno baswir
11 maret 2008
washington dc usa
7:22 pagi, selasa
gebrakan seni kalatida(gsk)
7:22 pagi, selasa
gebrakan seni kalatida(gsk)
___________________________________
sajak cinta 2
kepada i
kau tengok saja pun tidak
cintaku
yang dulu kutitip padamu
terlantar sepi
di sudut ruang hatimu
berdebu
biarlah kini kuambil lagi
kan kubawa pergi
karna kau tak peduli
sudahlah, cintaku
aku mengerti
tak akan kau kuganggu lagi
**
yuno baswir
washington dc usa
17 maret 2008
4:48 sore, senin
gebrakan seni kalatida(gsk)
kepada i
kau tengok saja pun tidak
cintaku
yang dulu kutitip padamu
terlantar sepi
di sudut ruang hatimu
berdebu
biarlah kini kuambil lagi
kan kubawa pergi
karna kau tak peduli
sudahlah, cintaku
aku mengerti
tak akan kau kuganggu lagi
**
yuno baswir
washington dc usa
17 maret 2008
4:48 sore, senin
gebrakan seni kalatida(gsk)
____________________________________
sajak api di tangan
kepada n
api di tangan
kartiniku
bara di dada
bidadariku
dalam ruang penuh asap
rongga tak beratap
bayi-bayi sel
menjerit minta tumbuh
menggelepar
bagai ikan di darat
lalu terkulai
dalam pengap gelap
baru jam tujuh
padahal
***
yuno baswir
23 maret 2008
7:05 sore, minggu
washington dc usa
gebrakan seni kalatida(gsk)
kepada n
api di tangan
kartiniku
bara di dada
bidadariku
dalam ruang penuh asap
rongga tak beratap
bayi-bayi sel
menjerit minta tumbuh
menggelepar
bagai ikan di darat
lalu terkulai
dalam pengap gelap
baru jam tujuh
padahal
***
yuno baswir
23 maret 2008
7:05 sore, minggu
washington dc usa
gebrakan seni kalatida(gsk)
_____________________________________
PUISI SELAMAT HARI
BAH!
LAWAN!
*
Yuno Delwizar Baswir
Washington, D. C., 10 November 2011
____________________________________
Kepada Ama
Kepada Ama
kemana pandang dilayang: Allahu Akbar!
kemana telunjuk diarah: Allahu Akbar!
kemana angan dilambung: Allahu Akbar!
kemana diam dikadu: Allahu Akbar!
atas: Allah!
bawah: Allah!
kiri: Allah!
kanan: Allah!
Allah! Allah! Allah!
nah Ibu,
Terima Kasihku.
Yuno Delwizar Baswir
Washington, D.C., 26 Mei 1992
kemana telunjuk diarah: Allahu Akbar!
kemana angan dilambung: Allahu Akbar!
kemana diam dikadu: Allahu Akbar!
atas: Allah!
bawah: Allah!
kiri: Allah!
kanan: Allah!
Allah! Allah! Allah!
nah Ibu,
Terima Kasihku.
Yuno Delwizar Baswir
Washington, D.C., 26 Mei 1992
____________________________________
KEPADA
NENEK
Oi Sahia..!
Kanyiaklah..!
Dangalah..!
Oh Sahir..!
Kemarilah..!
Dengarlah..!
Di sebuah desa di Indonesia
Nenekku bertanya
Hidup ini apa guna?
Kecil susah besar susah tua susah
Derita tak henti-hentinya
Tak henti-hentinya
Kulihat putus asa di hatinya
Dilihatnya hidup di sekelilingnya
Atau mungkin: mati
Bayi-bayi sakit kekurangan gizi
Anak-anak sekolah tanpa sarapan setiap pagi
Uang tak ada pembeli buku
Hari di depan masih tak tentu
Belum lagi gadis yang hamil di luar nikah
Anak lahir tak berayah
Akhirnya frustrasi, lalu duduk-duduk saja di rumah
Nenekku memang resah
Baginya hari senja sudah
Desa porak-poranda
Kota bagai neraka
Rumah tangga banyak yang goyah
Ini negara mau dibawa ke mana?
Di luar negeri pun begitu:
Anak-anak sibuk dengan video-game dan filem kejam tak bermutu
Remaja kewalahan dengan birahi yang menggebu
Ayah ibu lupa sembahyang lima waktu
Kelenteng dan gereja kabarnya makin sepi saja
Dengan tetangga tambah acuh pula
Oi Sahia..!
Jagolah..! Jagolah..!
Kanyiaklah..!
Dangalah..!
Jagolah..! Jagolah..!
Kanyiaklah..!
Dangalah..!
Oh
Sahir..!
Bangunlah..! Bangunlah..!
Kemarilah..!
Dengarlah..!
Dengarlah nek: Benar, kau payah dan kini tergantung pula
Kita memang punya masalah
Tapi jangan lihat buruknya saja
Melalui engkau lahirlah Laksamana, Dosen di GaMa dan Guru SMA Taruna
Pelukis-Penyair janganlah lupa!
Di Indonesia:
Memang yang melarat banyak, yang kaya banyak juga
Koruptor melimpah, dermawan tetap bersedekah
Pendosa berpesta, ulama masih terus berdoa
Memang,
ada bencana di dekat pantai
Tapi petani masih panen bersorak-sorai
Banyak gubuk digusur didatarkan
Tapi Gunung Merapi dan Bukit Bungsu masih menjulang
Rumah-rumah adat tak tak kunjung hilang
Kereta api senja masih melaju
Tapi kapal terbang sudah beribu
Tiap hari selalu ada yang baru
Kita memang punya masalah
Tapi ini negara masih muda
Ada mulut yang tak boleh bersuara
Tapi yang selalu bicara jumlahnya berjuta
Selama tak membahayakan Negara dan Bangsa
Kau akan terus merdeka
Nah nenek, jangan lihat buruknya saja
Karena kau ada kami ada
Dan kami akan terus lipat berganda
Ini negara masih muda
Jalan-jalan baru akan terbuka
Siapa tahu, Indonesia nanti jalan di muka negara yang kini berkuasa
Bangunlah..! Bangunlah..!
Kemarilah..!
Dengarlah..!
Dengarlah nek: Benar, kau payah dan kini tergantung pula
Kita memang punya masalah
Tapi jangan lihat buruknya saja
Melalui engkau lahirlah Laksamana, Dosen di GaMa dan Guru SMA Taruna
Pelukis-Penyair janganlah lupa!
Di Indonesia:
Memang yang melarat banyak, yang kaya banyak juga
Koruptor melimpah, dermawan tetap bersedekah
Pendosa berpesta, ulama masih terus berdoa
Memang,
ada bencana di dekat pantai
Tapi petani masih panen bersorak-sorai
Banyak gubuk digusur didatarkan
Tapi Gunung Merapi dan Bukit Bungsu masih menjulang
Rumah-rumah adat tak tak kunjung hilang
Kereta api senja masih melaju
Tapi kapal terbang sudah beribu
Tiap hari selalu ada yang baru
Kita memang punya masalah
Tapi ini negara masih muda
Ada mulut yang tak boleh bersuara
Tapi yang selalu bicara jumlahnya berjuta
Selama tak membahayakan Negara dan Bangsa
Kau akan terus merdeka
Nah nenek, jangan lihat buruknya saja
Karena kau ada kami ada
Dan kami akan terus lipat berganda
Ini negara masih muda
Jalan-jalan baru akan terbuka
Siapa tahu, Indonesia nanti jalan di muka negara yang kini berkuasa
Belajar,
bekerja, berdoa
Belajar, bekerja, berdoa
Kami harus
Selamanya...
Yuno Delwizar Baswir, Washington DC, USA, Agustus 1994
Belajar, bekerja, berdoa
Kami harus
Selamanya...
Yuno Delwizar Baswir, Washington DC, USA, Agustus 1994
_______________________________________________________
PUISI SEPENUH HIDUP
SEPENUH MATI
.untuk Ama
Ya Allah
Aku mencintaiMu
Tak setengah mati
Tak setengah hati
Tapi
Sepenuh hidup
Sepenuh mati
Seluruh Akuku
Ya Allah
Tak ada hidup tanpaMu
Tak ada mati dalamMu
Tak ada Engkau, tak ada
aku
Tak ada siapa-siapa
Tak ada apa-apa
Tuhanku
Aku salut padaMu!
Yuno Delwizar Baswir
Washington, DC, USA
10 November 2011
____________________________________
KAU
Namamu hidup di dadaku
Menari dalam denyut
Jantungku
Kau dan Cinta menyatu
Larut dalam lagu
Bahagiaku
AKU
ydb, wdc, 011211
____________________________________
AKU
Bahagiaku
Larut dalam lagu
Kau dan Cinta menyatu
Jantungku
Menari dalam denyut
Namamu hidup di dadaku
KAU
ydb, wdc, 011211
___________________________________
sajak jangan sembunyi
kepada r
jangan sembunyi kau sekarang
sayang
menyuruk di dalam lubang
kini saatnya kau keluar
terbang!
karena kau telah kutantang
buka hatimu
di tempat yang lapang
jangan sembunyi kau sayang
sekarang
ke hadapanku
mestinya kau datang
keluarlah!
lihat,
matahari bersinar terang!
***
yuno baswir
17-23 februari 2008
washington dc usa
gebrakan seni kalatida(gsk)
kepada r
jangan sembunyi kau sekarang
sayang
menyuruk di dalam lubang
kini saatnya kau keluar
terbang!
karena kau telah kutantang
buka hatimu
di tempat yang lapang
jangan sembunyi kau sayang
sekarang
ke hadapanku
mestinya kau datang
keluarlah!
lihat,
matahari bersinar terang!
***
yuno baswir
17-23 februari 2008
washington dc usa
gebrakan seni kalatida(gsk)
________________________________
Ola Lae Pohan!
oleh: Yuno Baswir
Olaaaaa Lae Pohan!!
Enak kali suara kau, Bah!
Cam mana Jakarta?
Masih "menangis" kah?
Atau "meringis"
kesakitan?
Sungai dan gotnya muntah-muntah.
Mengapunglah sampah-sampah!
Anak-anaknya gimana?
Sakit perut semua?
Cam mana rumahmu, Lae?
Dan rumah tetangga?
Masih tegakkah?
Atau dindingnya mulai rebah
didesak sampah-sampah
yang terus melimpah.
Atapnya bagaimana?
Bocor dan
penuh lubang kah?
Sofa dan kasurnya cam mana?
Basah
dan hancur semua?
Olaaaaa Lae Pohan!!
Ini sajak spontan
sapaku pada Jakarta
tanyaku tentang Indonesia
yang ditimpa banyak bencana!
Rakyatnya, Lae, sengsara-deritanya
sudah berlebihan
bagai sapi dan kuda
yang kebanyakan beban.
Anak-anakmu gimana kabarnya?
Juga anak tetangga?
Anak-anak Bangsa
Tanah Air tercinta
yang sejuta persoalannya
memecahkan kepala!
Masih ceriakah mereka,
anak-anak kita?
Atau kini enggan dan ogah tertawa?
Karena hati mereka ikut terluka.
Kulihat darah di dadanya
menodai seragam putih mereka.
Di hati mereka:
Hilangkah sudah Harapan?
Ola Lae Pohan!
Kawanku yang wartawan.
Masih bisakah kau menyanyi
kayak si Iwan?
Olala!
Olala, olalalala!
Tralala tralala lala!
Ini lagu gembira?
Ya Bukan!
Ini lenguh sesapinya
nestapa-derita anak-anak Bangsa!
Kering sekeringnya airmata mereka
menguap sampai ke Surga!
Tak ada lagi doa yang belum terbaca.
Oya, oya Lae Pohan!
Kawanku yang cekatan.
Apa kabarnya Pemimpin kita
masih tersenyum penuh wibawa?
Kretek terjepit di tangan kanannya
enak terhenyak di kursi empuknya?
Apa katanya tentang Indonesia
yang tak henti ditimpa bencana
terjerat hutang bermilyar pula
yang kan ditanggung anak-cucu kita?
Lae Pohan kawan setia
baiklah surat ini kuhentikan saja
menggigil jariku menahan murka
mataku mulai berair pula
menatap Bangsa dan Rakyatnya!
Kemanakah ujung perjalanan kita?
*************
Yuno Baswir
Washington DC USA
10 Februari 2008
09:23 pagi, Minggu
GEBRAKAN SENI KALATIDA(GSK)
___________________________________
TAK TEKA TEKI Yuno Delwizar Baswir. teka janji teki janji tepat tak janji tepi tak sunyi teka tak tepat teki tak lipat limbat tak penat teka tak teki teka teki tak tepat janji tak *washington dc, usa, 21614_____________________________AKU BERKUBANG oleh yuno delwizar baswir aku berkubang dalam lumpur aku berkubang di bawah terik matahari dua belas tengah hari tujuh ribu malaikat tertawa terbahak serentak menonton tubuhku berkubang telanjang lumpur hitam dan coklat dua belas trilyun bintang gemintang mengedip mata girang benderang matahari, bulan, bintang menyanyi bikin gemetar semesta seisi gemuruh cakrawala dari kerak neraka hingga ke langit sorga membahana nyanyian merdeka lihatlah anak manusia yang satu ini mandi berkubang dalam lumpur hitam dan coklat tangan berdebu tapi tak terbelenggu kaki hitam pekat namun tak terikat bebas merdeka bagai garuda dalam kisah legenda jawa setan pengecut kini takut iblis gundul jatuh tersungkur dulu sombong sekarang ompong mana pongahmu mana angkuhmu? mana bohongmu kau bela dulu? tujuh ribu malaikat empat belas ribu kepak sayap dua belas trilyun bintang berjuta matahari berjuta bulan kini menertawaimu setan iblis ekor terjepit ruhmu hampa kini terhimpit menolak membangkang disuruh tobat bagai bocah, lari disodori obat rasakan kini buah karyamu yang kau susun dari sumur hina kelakuan penuh cela niat rencana penuh dusta lidah slalu bercabang dua di belakang di muka wajahmu beda duh, aku berkubang dalam lumpur aku berkubang dadaku luka tapi tak apa jantung hatiku merdeka pikir-rasaku bahagia di dunia ya aku papa singgasanaku di sorga ini doa... dalam rukuk dan sujudku padaNya empunya jiwa aku berkubang ya ya tapi tak kan selamanya! * washington dc, usa, jumat, 21 maret 2014 __________________________________ salam damai dan kasih untukmu semesta!__________________________________la-inima, aku ingin mengatakan kepadamu:"i love you" sejuta kalimalam initapi aku capek, maberkelahi aku tadimelawan ular, buaya, dan babi!cukup sekali, ya ma..*yuno delwizar baswirwashington dc, usa, 18032014salam damai dan kasih untukmu semesta!________________________________________salju I-untuk dvsdik, di sini di dc
salju turun lagismalamanputih di mana-manadominandi jalan dan di dahandik, aku kedinginandi bawah selimutsia-siakucari pelukankau alangkah jauhjarak panjangtak sanggup kutempuhsalju masih turun, dikdari awanberbondong-bondong jatuhdi dadakusesak penuhgemuruhkerinduan*yuno delwizar baswirwashington dc, usa, 17.3.2014____________________________________sajak indah terindah / angkat aku! oleh yuno delwizar baswirlama aku berjalan luka kakiku lama aku terbaring berbisul punggungku kini aku di gerbangmu kokoh kukuh pintumu aku tersungkur retak lututku tanganku mengalir darah peluh bersimbah sayapku basah sabarku di ambang punah
o wajahnya wajah indah terindah kuingin memelukmu kuingin menciummu o megah termegah angkat aku budakmu! * washington, dc, usa, 18.2.2014
_____________________________________
JAGA BARA oleh yuno delwizar baswirjaga bara menyala dalam kalbumu api dalam genggammu terang dalam tatapmu murni dalam ucapmu jaga bara terus menyala sampai sayap terbang merdeka lurus melaju mencapai sorga * ydb, washington dc, 15.2.2014, 7:35 pagi, sabtu
No comments:
Post a Comment