Saturday, October 25, 2014

YUS DAN YUNO "OMONGIN" LUKISAN ADE KOESNOWIBOWO

7777777

YUS DAN YUNO "OMONGIN" LUKISAN ADE KOESNOWIBOWO

YUSRIZAL IBRAHIM LAMNO(YUS): Pada usia di atas 50 tahun spt KITA2 ini hendaknya jangan lagilah mempertanyakan konsep penciptaan karya seorang teman... Kalau bisa bersikaplah spt Theo thdp Vincent... Ketika lukisan Vincent tidak seorang pun menganggapnya bagus, Theo dg setia membeli dan menyimpannya dg baik krn dia tahu Vincent sangat yakin kalau lukisan2nya itu bagus, shg menjadi warisan besar seni rupa dunia pd saat ini dg nilai miliaran dollar... Padahal waktu itu gak ada yg berhasrat utk membeli lukisan2 itu tsb satu pun... Dalam kasus sobat KITA Ade Koesnowibowo ini, kalau bisa bersikaplah spt Theo... Kalau tidak, diam aja lebih bagus... Sayang kalau kita masih melontarkan kritik spt masa kuliah 30 tahun lalu di usia KITA yg sudah mendekati senja ini... Frens, kalau KITA masih menganggap Ade saudara KITA, maka bersikaplah spt Theo thdp Vincent...

YUNO DELWIZAR BASWIR(YUNO): Yang aku bicarakan adalah karya seni - yang kebetulan dibuat oleh sobat kita Ade.
Setiap karya seni memiliki hidupnya sendiri. Apabila sebuah karya seni telah dilepaskan oleh senimannya, maka karya tersebut boleh dibicarakan oleh siapa saja dengan bebas. Dan tentu saja pendapat orang akan beragam tentang karya tersebut. Ada yang memuji dan mungkin ada pula yang mengecam. Tiap orang bebas mengemukakan pendapatnya dengan jujur dan disampaikan dengan baik pula. Janganlah hanya karena berteman, kita lalu menahan pendapat kita tentang karyanya. Sikap begini boleh jadi akan menghambat perkembangan seseorang.
Terus-menerus memuji teman hanya untuk sekedar menyenangkan hatinya, pada akhirnya dapat berakibat fatal bagi teman tersebut. Kritik itu ada baiknya jika ia adalah kritik membangun.

Selama seorang seniman masih berkarya, maka karyanya selalu layak untuk dibicarakan, dipuji atau dikritik, berapapun umur si seniman. Selama sebuah pendapat atau kritikan dilandaskan pada alasan-alasan atau pemikiran yang kuat, maka siapapun boleh dan sah melontarkannya.

Hehehe....karya Pak Risman Marah saja ku kritik kok.....Sori Pak...

Saya diundang oleh Ade Koesnowibowo sendiri...Cobalah pergi ke halaman Fb sobat Yulianto Liestiono. Di situ ada buktinya...

YUS: Pak Yuno Delwizar Baswir, jangan mencari pembenaran dg menanggap kritikan tsb se-olah2 di antara anda dg seniman lain yg tidak Anda kenal. Ini adalah antara Anda dg Ade Koesnowibowo, teman saya & teman Anda juga (bahkan Anda sering memanggilnya 'Ade Saudaraku').

YUNO: Pak Yusrizal Ibrahim Lamno, apakah menurut Anda seorang teman tidak boleh mengeluarkan pendapatnya tentang karya teman yang lain?

Yang saya bicarakan sesungguhnya adalah karya teman kita itu yang menurutku karya Ade yang ini lebih menampakkan jiwa Ade dibandingkan dengan karya2nya yang tampak seolah-olah "kontemporer".

Lagi pula, seorang Ade Koesnowibowo adalah tempaan ASRI kok...tempaan Pak Nyoman Gunarsa dan Pak Widayat. Kita semua seharusnya tahan dan sudah kebal dikritik.

YUS: Pak Yuno Delwizar Baswir, saya jadi teringat waktu kuliah di ASRI th 80-an, Anda sering kali mengkritik Ade Koesnowibowo dan beberapaa teman lainnya dg menggunaikan teori2 seni rupa barat yg secara sepihak sangat Anda kuasai, shg pendirian mereka terombang ambing dan rasa percaya diri mereka menjadi hancur. Pernahkah Anda sadari sebenarnya pada waktu itu Anda telah membully mereka dg sangat dahsyat? Sekarang (lebih dari 30 tahun kemudian) saya melihat gejala seperti itu Anda pakai kembali di media sosial ini. Sudah cukuplah kawanku. Sayangilah Saudara KITA itu.

YUNO: Membully? Wah Pak Yus, itu pernyataan dan tuduhan yang saya anggap sangat keras. Itukah yang saya lakukan menurut Anda Pak Yus? Maaf ya, Pak Yus yang memulai ber-Anda-Anda ya...bukan saya....

YUS: Baiklah Pak Yuno Delwizar Baswir... Mungkin dari pihak KITA tdk merasa spt itu. Tapi coba KITA pikirkan bagaimana perasaan kawan KITA yg setiap hari mengalaminya? Pernahkah KITA merasakannya dari sisi mereka???

YUNO: Pak Yus, sebagai seniman (yang berpameran dan suka memamerkan karya) sudah seharusnyalah kita siap untuk menerima reaksi dan tanggapan apapun yang diberikan orang tentang karya kita. Tindakan memperagakan itu sendiripun adalah undangan untuk mendapatkan tanggapan, bukan? Apakah menurut Anda, seniman itu hanya akan mendapatkan pujian dari semua orang? Adalah sebuah kebohongan apabila pendapat semua orang seragam.

YUS: Pak Yuno Delwizar Baswir. Sahabatku. Mengatakan pada seorang teman bahwa karya yg dibuatnya 30 th lalu sangat bagus dan menganjurkannya utk melukis kembali spt itu, sama saja dg mengatakan bahwa karya yg dibuatnya selama ini tidak bagus, shg sia2 lah sudah usahanya selama 30 th ini... Itu sangat riskan sobat. Sangat tidak patut KITA sampaikan pada seorang sahabat (apalagi pada org yg sudah KITA anggap 'saudara').

YUNO: Adalah naif apabila seorang seniman hanya mengharapkan pujian. Bila demikian, pujian yang diterimanya hanyalah pujian palsu. Dan dia dininabobokkan oleh khayalan palsu.

Siapa yang menganjurkan Pak Yus? Coba baca lagi tulisanku sejak awal baik2...

Ruujs van Diijz dan,Yokar Mintarasa yang juga sangat mengenal Ade Koesnowibowo setuju dengan saya bahwa lukisan ngamennya ini sangat Ade sekali. Kami sependapat bahwa inilah Ade yang kami kenal. Beginilah Ade itu.

Yang mengombangambingkan Ade itu sesungguhnya bukan saya. Lihatlah karyanya. Yang melakukan itu adalah dunia seni rupa Indonesia.....dan keinginan Ade untuk menjadi "kontemporer".

YUS: Pak Yuno Delwizar Baswir, itulah sebenarnya substansi masalahnya... Bahwa seniman memang haus pujian... Karena itulah dia berpameran... Tentu saja kritikan harus juga diterima, tetapi kritikan yg membangun dan pada waktu yg tepat (spt kata sahabat KITA Pak Oji Lirungan di atas tadi)...

YUNO: Jangan samakan pula Ade dengan Vincent Van Gogh Pak Yus.....Van Gogh itu sungguh2 menuruti ekspresi jiwanya...tak peduli apapun tuntutan dunia seni rupanya waktu itu....mungkin Itu sebabnya karyanya tidak laku.....Dan dia konsisten dengan dirinya...Sangat kuat kekonsistenan itu....sampai akhir hayatnya...

Kapan lagi waktu yang tepat untuk menyampaikan pendapatku Pak Yus? Besok mungkin saya mati....atau Ade mati....Mumpung saya masih hidup dan masih bisa dan punya waktu menulis....makanya saya sampaikan pendapat saya sekarang.

Boleh diterima, boleh ditolak, boleh dikecam juga......

YUS: Adalah Hak Azazi Manusia seorang Ade Koesnowibowo utk menjadi 'Temporer' atau pun 'Kontemporer'... Secara etika tidak ada hak seorang lainpun yg boleh mencela dan menyalahkannya...

YDB: Betul, adalah hak dia untuk melakukan itu. Tapi sekali lagi, berani berbuat, harus berani pula mendapat reaksi dari orang2 yang melihat perbuatan itu.

Pak Yus, SEBUAH KARYA BOLEH dibicarakan atau bahkan dikritik. Harap bedakan Pak Yus.

Inti dari tulisan saya adalah ini:
Saya suka lukisan Ngamen Ade ini.
Menurut saya inilah Ade.
Andaikata dari dulu dia fokus menggali "lubang" yang ini, maka menurutku, lukisannya hari ini sudah dahsyat.
Tapi, menurutku lagi, Ade Koesnowibowo telah meninggalkan "lubang" galian ini. Alasannya? Ade yang tahu pasti.
Itu inti "omongan"ku selama ini.
Peace.

Menurut pendapatku: Banyak orang takut menjadi dirinya sendiri. Padahal yang paling bisa kita lakukan adalah menjadi diri kita sendiri. Kita tidak akan pernah bisa menjadi diri orang lain. Menjadi sesuatu yang bukan diri kita adalah sebuah kebohongan. 
Dan kebohongan pada akhirnya akan tumbang.

YUS: Kawanku, prilaku Theo thdp Vincent hendaknya dapat menjadi inspirasi KITA dalam bersikap thdp teman atau saudara KITA. Waktu itu tidak sepatah kata pun keluar dari mulut Theo ketika melihat Vincent mulai melukis dg me-niru2 lukisan cukilan kayu jepang yg dipakai sbg kertas pembungkus barang2 kiriman dari jepang... Kan bisa saja Theo berkata: "Vincent, jangan melukis spt itu, itu bukan dirimu, dan lagi itu bukan kepribadian KITA bangsa Belanda, tapi itu kepribadian Jepang... Melukis aja seperti lukisan2mu sebelumnya, kan lebih bagus, lebih sesuai dg dirimu, krn aku melihat dirimu di sana, sdg kan ini pengaruh orang lain, pengaruh asing, pengaruh jepang, yg tidak sesuai dg kepribadianmu... Jadilah dirimu dg melukis spt dulu lagi"... Tidak, tidak sepatah pun kata2 lancang spt itu keluar dari mulut Theo kepada Vincent...

YUNO: Tapi dunia seni rupa senyatanya bukanlah seperti dunia yang diciptakan Theo untuk saudaranya itu. Apapun yang dilakukan Theo, itu tidak dapat melindungi Van Gogh dari reaksi dunia seni rupa yang nyata terhadap karya-karyanya.

Bukankah "diam"nya dunia seni rupa pada waktu itu terhadap karya2 Van Gogh(lukisannya tak ada yang membeli) sesungguhnya adalah "kritikan" atau "kecaman" dalam bentuk lain atas karya2nya? Bukankah itu sebenarnya sangat menyakitkan?

YUS: Setuju Sobat Yuno Delwizar Baswir... KEBOHONGAN memang harus TUMBANG!!! Dan saya tahu (serta sangat yakin), bahwa sahabat KITA Ade Koesnowibowo tidak melakukan KEBOHONGAN sama sekali, karena baru 3 atau 4 minggu yg lalu saya mampir ke Studionya di Lawson Cipete... Kami ngobrol mengenai aktivitas keseni-lukisannya sampai Jam 4 pagi...

YUNO: Baik. Kita sepakat kalau begitu. Peace Pak Yus.

YUS: Sama-sama Fren...

YUNO: :D

*

[YUS dan YUNO masuk ISI Yogyakarta tahun 1980 di jurusan Seni Lukis. Begitu pula ADE]

7777777






________________________________________________________

[Tulisanku bertanggal  21.10.2014]

7777777
CATATAN SPONTAN DAN SINGKAT TENTANG LUKISAN SAHABATKU ADE KOESNOWIBOWO

Menurutku, beginilah karya Ade Koesnowibowo yang sesungguhnya! Di sinilah aku melihat Ade yang kukenal: berkarakter, direct/langsung, bebas, berhumor, segar, spontan dalam semua hal...
Menurutku lagi, mungkin karena tuntutan dan tekanan dunia seni, Ade terkesan telah memaksakan dirinya menjadi orang lain...bukan menjadi dirinya sendiri...Maaf ya sahabat.

Ade Koesnowibowo, seingatku, berangkat dari komik....penuh kekocakan.
Aku masih ingat sket-sket yang dibuatnya pada tahun2 pertama dia di ASRI. Sangat kocak, direct, garis2nya kuat, segar...meskipun kesan komiknya masih sangat jelas juga.


Menurutku, "kedewasaan" karya2nya hari ini seperti dipaksakan.....seperti lukisannya tentang kelangkaan bensin....masalah gender......falsafah wayang...dll. Terkesan olehku Ade ingin terlihat bahwa dia juga mempunyai pemikiran yang berat dan serius.  Ingatlah: bahkan seorang Picasso sekalipun berusaha seumur hidupnya untuk dapat melukis/berkarya seperti anak2 lagi(tolong bedakan dengan kekanak-kanakan). Dia ingin bisa melukis dengan bebas, direct, spontan....dll.....Tapi Ade terkesan justru ingin meninggalkan kualitas ini.
Apakah karena Ade ingin dianggap "kontemporer"?
Hanya Ade yang tahu....
Maaf sekali lagi de....

Andaikata "gaya" lukisan ngamen itu Ade Koesnowibowo kembangkan dari dulu.....ah....aku kira lukisan2 Ade hari ini sudah sangat dahsyat. Ada kekocakan Ade yang tidak dimiliki oleh Heri Dono, misalnya, meskipun sebagian karya Heri juga kocak, bebas dan spontan.

Menurutku, lukisan Ade Koesnowibowo ini ada kesamaannya dengan lukisan Nyoman Gunarsa. Lukisan Ade ini menurutku adalah versi kontemporer dari lukisan Pak Nyoman. Lukisan mereka sama-sama tentang gerak, bunyi, kebebasan dalam menggaris, membuat bentuk, memilih warna, mengatur komposisi, dlsb. Terlihat nyata kebebasan keduanya dalam berekspresi. Tampak keduanya berhasil mendobrak batasan-batasan yang mengikat.

Perhatikan lukisan Ade. Perhatikanlah gerak tokoh-tokoh dalam lukisannya, bentuknya, warnanya, komposisinya. Perhatikan wajah orang-orang dalam lukisan itu, mulut mereka. Perhatikan posisi kaki mereka. Sungguh bebas dan ekspresif. Lukisan Pak Nyoman juga begitu. Tapi bentuk yang digunakan Pak Nyoman adalah bentuk-bentuk yang diambilnya dari tradisi, yakni tradisi tanah kelahirannya Bali. Sedangkan bentuk-bentuk yang digunakan Ade dalam lukisannya ini adalah bentuk-bentuk masa kini. Dan bentuk-bentuk seperti ini potensinya besar sekali.Jika Ade mau, masih banyak yang bisa digali.
Bagiku yang mengenal Ade, kebebasan dan kesegaran seperti yang kugambarkan di ataslah yang telah hilang dalam lukisan-lukisan Ade hari ini.

Untuk sobat Yusrizal Ibrahim Lamno, pertanyaanku adalah: Betulkah proses yang dijalani Ade selama ini alamiah, seperti dugaanmu? Ataukah Ade Koesnowibowo membuat lukisannya karena "tergoda" oleh "kekuatan" di luar dirinya?

*


ydb, washington dc, 21.10.2014
salam damai dan kasih untukmu semesta
jaga bara!
*tulisan ini langsung dicopy-paste dari komenku di halaman fb sahabatku Ruujs van Diijz.
7777777

No comments:

Post a Comment