Saturday, October 18, 2014

AKU DAN PIKIRAN TENTANG KEMATIANKU / ME AND MY THOUGHT OF DEATH

7777777
AKU DAN PIKIRAN TENTANG KEMATIANKU
Ketika aku membongkar-bongkar sebuah kotak untuk mencari sebuah buku beberapa hari lalu, aku juga menemukan tulisan ini.
Tulisan ini bertanggal 1 Juli 1985. Itu berarti belum genap 2 tahun sejak kedatanganku di Amerika. Itu juga berarti setahun setelah perceraianku dengan mendiang istriku Mardi. Itu masa yang sulit.
Apa yang ada dalam pikiranku kala itu?
Ini sebagian kecilnya:
"Siapa tau besok mungkin aku mati. Alangkah misteriusnya. Mati muda.
Si Yuno mati muda.
Ya, siapa tau, itu mungkin-mungkin saja. Mungkin aku ditabrak mobil atau sambil jalan berangkat kerja tiba-tiba aku mati saja atau juga besok pagi aku tak bangun-bangun lagi dari tidurku malam ini.
Kalau memang aku mati besok ya sudahlah, aku mati. Selamat tinggal.
Aku mencintai kalian keluargaku, dan kalian juga kawan-kawan. Tamatlah perjuangan kesenianku. Tamatlah perjuangan kemanusiaanku. Lukisan-lukisanku untuk kalian keluargaku. Tulisan-tulisanku untuk kau Bur*.
Ttd.
1 Juli 1985
________________
*Bur adalah sahabatku M. Agus Burhan. Sekarang dia adalah Dr. M. Agus Burhan, Dekan Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta Ini info mengenai dirinya dari gudeg.net:
Berkesenian baginya adalah suatu panggilan jiwa. Bakat tersebut kemudian mengkristal sehingga memotivasinya untuk terus mendalami seni rupa (lukis). Seiring beranjak dewasa, ia mulai berpikir bagaimana caranya menjadikan bakat sebagai profesi. Demi alasan itu ia masuk di Jurusan Seni Rupa STSRI—sekarang Institut Seni Indonesia—dan lulus tahun 1986.
Selama menjadi mahasiswa, Burhan sudah aktif berpameran, di antaranya di Taman Budaya, Museum Fatahillah, dan tentu saja di kampusnya. Sementara itu, pamaran tunggalnya yang pertama kali digelar di CCF Jakarta pada tahun 1986. Selain berpameran di dalam negeri, Burhan pernah berpameran di Trainal Osaka Jepang dan Pameran Keliling ASEAN.
Kebanyakan karya-karya Burhan berbentuk seperti artefak masa lalu dengan media cat minyak di atas kanvas. Namun, bentuk arkaid tersebut ia gunakan sebagai sarana pengungkapan isu-isu aktual. Mengenai tema, Burhan mengaku karya-karyanya bertemakan "kesakitan sosio-kultural" yang mewabah di lingkungannya.
Salah satu karyanya yang paling menonjol berjudul Dari Cap Gomeh ke Ironi Euforia (1998). Menurutnya, karya tersebut ada kaitannya (interteks) dengan karya Cap Gomeh-nya Sujoyono. Saat buku ini disusun, Burhan tengah bereksperimen dengan media lain yakni tinta di atas kertas (drawing) sebagai perkembangan dari lukisan cat minyaknya.
Kini selain tetap eksis di dunia lukis juga aktif sebagai kurator di Galeri Nasional. Di luar itu ia juga mengajar seni lukis dan Pengkajian Seni (S2) di Institut Seni Indonesia; juga pada Pengkajian Budaya dan Media (S2); serta Pengkajian Seni Rupa dan Pertunjukan (S3) di Universitas Gajah Mada (UGM).
ydb, washington dc, 18.10.2014
berpikir itu nikmat.
jaga bara!
7777777




No comments:

Post a Comment