Monday, October 13, 2014

SURAT SENI BERSEJARAH YANG TAK JADI KUKIRIM

7777777

Hari ini, barusan, ketika aku sedang membongkar sebuah kotak di kamarku untuk mencari buku kumpulan puisi mas WS Rendra, aku menemukan sepucuk surat yang cukup mengejutkanku. Surat itu bertulisan tanganku, bertanggal 23 Oktober 1991, dan ditujukan kepada perupa-perupa yang hari ini sudah sangat dikenal. Mereka adalah teman-teman sekuliahku di jurusan seni lukis di STSRI ASRI dulu(sekarang ISI). Mereka adalah Eddie Hara, Heri Dono dan Ivan Sagito.
Surat itu terlipat rapi, dan tidak jadi terkirim. Lho, mengapa?
Kubaca lagi surat itu dengan rasa terpesona.
Ternyata surat itu belum selesai. Ia terputus di tengah jalan.
Mungkin itulah sebabnya surat itu tidak jadi kukirimkan. Entahlah.
Wallahualam. :)

Isi suratnya sebagai berikut:

Washington, D.C.
10.23.91

Yth. Eddie Hara, Heri Dono, Ivan Sagito,

Salam,
Apa kabar? Aku di Amerika ada baik-baik saja. Aku gembira sekali dapat bertemu dengan Mella hari ini (di The Phillips Collection Museum - tempat aku bekerja sebagai Museum Assistant)
Pameran Seni Lukis Indonesia yang di California tidak sempat sampai di Washington, DC. Aku kecewa sekali.
Tapi ada pameran lukisan dalam skala yang lebih kecil di International Monetary Fund Building [IMF] di Washington DC. Aku bahagia sekali bisa dapat melihat lukisan-lukisan Ivan(2), Heri(1), Pak Nyoman Gunarsa(2) dan pelukis-pelukis lainnya.
Ivan, Heri dan Eddie, aku ucapkan selamat atas kesuksesan kalian.

Aku masih terus melukis. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini aku bisa berpameran.

Eddie, bagaimana lukisanmu sekarang? Sudah lama sekali kita tidak bertemu. Apa kabar?
Aku bertemu dengan Pak Nyoman di Washington, D.C. Dari dia aku dapat sedikit berita tentangmu.
Katanya kau tidak sempat menyelesaikan kuliahmu.

...................................................................................

*
ydb, washington dc, usa, 13 oktober 2014
salam damai dan kasih untukmu semesta
jaga bara!

7777777






No comments:

Post a Comment